Nasional

LPBINU Gelar Pesantren Hijau di Al-Manar Depok

Sab, 7 Maret 2020 | 00:30 WIB

LPBINU Gelar Pesantren Hijau di Al-Manar Depok

Kegiatan Pesantren Hijau LPBINU di Pesantren Al-Manar Depok. (Foto: LPBINU)

Depok, NU Online
Lembaga Penanggulangan dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) kembali menggelar Workshop Pesantren Hijau pada 5-6 Maret 2020. Kali ini workshop dilaksanakan di Pesantren Al-Manar Azhari Depok, bersama santri SMP dan para ustadz-ustadzah pendamping. Hadir dalam pembukaan workshop, Ketua Yayasan Pesantren Al-Manar Azhari, Maky Manar.
 
Dalam sambutan pembukaan, Maky yang seorang dokter menekankan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan yang hal tersebut akan berdampak bagi kesehatan manusia. Sehingga dia sangat menyambut baik kegiatan ini, dan berharap akan mengubah pola hidup santri yang lebih ramah lingkungan.  

"Nama pesantren hijau tidak hanya karena mengambil warna lambang NU, tetapi hijau merupakan simbol keserasian, keseimbangan dalam kehidupan," ungkap Ali Yusuf, Ketua LPBINU dalam sambutannya.
 
Ali menambahkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan intelektualitas, tetapi juga sebagai tempat pembangunan karakter para santri. Melalui pesantren hijau para santri diharapkan memiliki karakter yang kuat terhadap kepedulian lingkungan.
 
Karenanya masih menurut Ali Yusuf, pesantren memiliki modal sosial yang tinggi dalam mengembangkan program lingkungan, apalagi NU yang memiliki ribuan jumlah pesantren di seluruh Indonesia.
 
"Semoga dari pesantren hijau ini lahir Greta Thunberg Indonesia, anak-anak muda yang mampu menyuarakan kondisi lingkungannya," tutup Ali.

Sementara itu, Henri Pirade yang siang itu juga hadir dalam pembukaan mewakili Kedutaan Australia menjelaskan dukungan Australia kepada program pesantren hijau.
 
"Australia mendukung program ini, dukungan langsung diberikan kepada Ibu Hijroatul Maghfiroh, sebagai alumni Australia Indonesia Muslim Exchange Program, melalui program alumni yang diajukannya di Alumni Grand Scheme (AGS)," katanya.
 
Henri juga menjelaskan bahwa hubungan Australia-Indonesia yang sudah terjalin cukup lama agar bisa semaksimal mungkin memberikan kemanfaatan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia, termasuk kemanfaatan bagi kelestarian lingkungan. 
 
Wasekjen PBNU H Andi Najmi, saat pembukaan, mengajak seluruh santri untuk berdiri dan mengikutinya membacakan ikrar santri. Ikrar tersebut berbunyi, "Kami para santri nusantara berjanji, akan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan di manapun kaki ini dipijak."
 
Tidak hanya itu, Andi juga menegaskan dalam sambutannya, bahwa para santri yang tidak menjaga lingkungan berarti tidak meyakini adanya Al-Qur'an dan hadits, para santri yang merusak lingkungan berarti mengancam keberadaan NKRI.
 
"NU sudah sejak lama konsen dengan isu lingkungan, tahun 90-an KH Ali Yafi, waktu itu Wakil Rais Syuriah PBNU menulis buku Merintis Fiqh Lingkungan. Saya berharap melalui pesantren hijau ini, akan lahir tokoh sekaligus penggerak lingkungan dari pesantren," tutup Andi sebelum kemudian dilanjut membuka acara dengan pembacaan basmalah.
 
Dalam rangkaian pembukaan workshop dilakukan juga penyerahan secara simbolis buku panduan Menuju Pesantren Hijau oleh PBNU kepada perwakilan Keduataan Australia, dan penyerahan papan nama Jaringan Pesantren Hijau LPBINU oleh Ketua LPBINU kepada perwakilan pesantren.
 
Editor: Kendi Setiawan