LKNU DIY Jadikan PIKM Kodama sebagai Pilot Project
NU Online · Jumat, 20 Desember 2013 | 18:00 WIB
Yogyakarta, NU Online
Yayasan Korps Dakwah Mahasiswa (Kodama) memiliki peran strategis dalam memberikan sosialisasi dan advokasi terhadap masyarakat. Karena Kodama merupakan lembaga dakwah yang memiliki akar kultural ahlu sunnah wal jamaah dan sudah berdiri sejak 1968.
<>
Selain sudah melahirkan tokoh-tokoh penting masyarakat di tingkat lokal maupun nasional. Yayasan Kodama juga memiliki banyak Komunitas Swadaya Umat (KSU) yang tersebar di Yogyakarta, terutama wilayah Bantul.
Maka, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (LKNU DIY) memberikan kepercayaaan kepada Yayasan Kodama untuk menjadi pilot project. Salah satunya adalah penanggulangan Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) melalui Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM).
“PIKM Kodama ini berbasis gerakan dakwah masjid. Dan gerakan kaum muda santri dengan berdakwah kepada masyarakat. Pola kerjanya adalah gerak sosial (jamaah),” jelas Jamiludin, ketua Yayasan Kodama, Yogyakarta pada kamis kemarin (19/12) di Hotel Graha Saba.
Salah satu program PIKM Kodama ini bertema Masjidku Bersih, Masyarakatku Sehat. Tema ini untuk mendukung program unggulan PWNU berupa masjid berbasis kesehatan. Program ini hasil implementasi dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat, terlebih mengusung isu HIV/AIDS, masih menjadi tantangan tersendiri. Karena masyarakat masih menganggap tabu dalam mendengar dan menjustifikasi negatif jika menyangkut HIV/AIDS,” tutur Ketua Yayasan Kodama.
Jamiludin melanjutkan bahwa program yang sudah dilakukan selama ini adalah dengan mensosialisasikan melalui pengajian-pengajian yang ada di 30 KSU Kodama. Pengajian ini diharapkan tidak hanya berisi materi atau pengetahuan keagamaan, melainkan juga pengetahuan global, salah satunya isu HIV/AIDS.
Terkait program masjid sehat, dr. Abdul Kadir, mengatakan bahwa selama ini program PHBS itu hanya terfokus pada fasilitas umum dan masyarakat.
“Belum ada yang memfokuskan pada tempat-tempat ibadah. Padahal, masjid adalah tempat strategis untuk mensosialisasikan hidup yang bersih dan sehat. Juga dalam mensosialisasikan penanggulangan HIV/AIDS,” ujar ketua LKNU DIY tersebut.
Kendala memasukkan isu-isu HIV/AIDS ke masjid ini adalah adanya resistensi dari masyarakat. Maka diperlukan pendekatan kultural ketika memberikan pemahaman kepada masyarakat. Sehingga PIKM Kodama bisa masuk dalam hal memberikan pengajian dengan tema-tema tematik di luar isu agama. (Suhendra/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua