Nasional ADVERTORIAL

LK PBNU dan Kemenkes Promosikan Gerakan Pesantren Sehat

Kam, 24 November 2016 | 16:30 WIB

Selama 30 tahun terakhir, terjadi perubahan pola penyakit yang disebabkan berubahnya perilaku manusia. Pada dekade 1990, penyebab kematian dan kesakitan disebabkan penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tuberculosis (TBC), diare dan penyakit menular lainnya.

Sejak tahun 2010-2015, penyebab terbesar kesakitan dan kematian bergeser pada penyakit tidak menular seperti stroke, serangan jantung, dan kencing manis. Penyakit tidak menular (PTM) saat ini dapat menyerang bukan hanya pada usia tua, tetapi telah menyasar ke usia muda; dari semua kalangan, di perkotaan maupun di perdesaan. 

Pergeseran beban penyakit dari tahun 1990 sampai 2015 mengakibatkan pertambahan biaya yang besar akibat penyakit tidak menular. Data Kementerian Kesehatan tahun 2014 menyebutkan, 10 besar biaya klaim penyakit rawat inap tertinggi untuk penyakit tidak menular yakni jantung (Rp 3,503.4 miliar), stroke (Rp 1,535.5 miliar), penyakit ginjal dan kemih (Rp 1,509.2 miliar).

Faktor penyebab PTM ini lebih banyak disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang berubah dimana kecenderungan masyarakat lebih senang mengonsumsi makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam dan lemak, serta kurang makanan yang berserat sehingga menyebabkan gangguan pencernaan; minum minuman berakohol; kebiasaan merokok, dan buang air besar sembarangan. 
Risiko terjakitnya PTM dapat dicegah melalui kegiatan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia dari semua kalangan dari umur muda sampai tua, jenis pekerjaan, status sosial, status ekonomi, di desa maupun kota melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). 

GERMAS dicanangkan pada 15 November 2016 oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI di Yogyakarta. Pencanangan Germas atas prakarsa Presiden RI dan merupakan wujud gerakan revolusi mental bidang kesehatan untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan perilaku tidak sehat. 

GERMAS adalah suatu tindakan yang sistematis, terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu komponen bangsa yang penting keberadaannya adalah Pondok Pesantren, sehingga kemudian lahir Gerakan Masyarakat Sehat melalui Pesantren Sehat. Secara khusus gerakan ini dinamai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pondok Pesantren. PHBS Pondok Pesantren diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dengan Direktorat Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

PHBS Pondok Pesantren sebagai upaya untuk memberdayakan para santri agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS Pondok Pesantren dilakukan dalam bentuk aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin. 

Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang melibatkan otot rangka dan mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. 

Aktivitas fisik bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan, meningkatkan kerja otot, jantung dan paru; meningkatkan metabolism tubuh; mengendalikan stress, mengurangi kecemasan dan depresi; meningkatkan fleksibilitas, memelihara tulang, otot, dan sendi yang sehat; mengurangi risiko tekanan darah tinggi; mengurangi risiko diabetes; mengendalikan berat badan ideal; meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh.

Lakukanlah aktivitas fisik paling sedikit 30 menit setiap hari. Batasilah kegiatan banyak duduk seperti: menonton TV, main game dan komputer, apalagi ditambah dengan makan-makanan kudapan yang manis, asin, dan berminyak. 

Konsumsi sayur dan buah 
Sayur dan buah sangat penting bagi tubuh karena mengandung serat yang tinggi, vitamin, dan mineral.Sajikanlah sayur dan buah dalam menu sehari-hari. Konsumsi sayur dua porsi setiap hari dan buah-buahan 2-3 kali sehari. Pilih buah dan sayur yang baik dan segar, bebas dari pestisida dan zat berbahaya.

Sayur dan buah mengandung serat dan vitamin. Serat berguna untuk mencegah diabetes; membantu proses pembersihan racun; membantu mengatasi anemia; membuat awet muda; menurunkan berat badan; memperindah kulit, rambut, dan kuku; melancarkan buang air besar; mencegah kanker, dan membantu perkembangan bakteri yang bersifat baik dalam usus.

Periksa kesehatan secara rutin
Agar kesehatan selalu terjaga, pemeriksaan secara rutin sangat penting. Mengetahui tekanan darah adalah salah satu cara mendeteksi dini risiko hipertensi, stroke dan penyakit jantung. Angka hasil pemeriksaan normal bila dibawah 140/90 mmHg. 

Pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan kadar glukosa dalam darah. Hasilnya membantu mendeteksi masalah diabetes. Hasil tes normal jika kadar gula dalam darah kurang dari 100.

Pengecekan kolesterol total, terdiri dari LDL (kolesterol “buruk), HDL (kolesterol “baik”), trigliserida (lemak yang dibawa dalam darah yang berasal dari makanan).

Pemeriksaan berikutnya adalah arus puncak espirasi, yaitu salah satu cek kesehatan dalam uji fungsi paru-paru. Pengukuran ini biasa dilakukan pada penderita asma atau berbagai penyakit obstruktif lainnya untuk menilai kemampuan paru-paru.

Pemeriksaan lingkar perur untuk mengetahui lemak perut jika berlebihan akan memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung, stroke dan diabetes. Batas aman lingkar perut bagi pria adalah 90 sentimeter dan 80 centimeter bagi perempuan.

Selain itu, khusus untuk perempuan, lakukan tes IVA (Inpeksi Visual Asam cuka) untuk deteksi dini kanker leher rahim. Cara yang paling umum untuk deteksi dini kanker leher rahim adalah dengan melakukan pilihan pemeriksaan secaar berkala.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas, Posyandu, Posbindu secara gratis dengan menggunakan BPJS. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, biasakan juga berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari di antaranya cukup istirahat, tidak merokok atau bila akan merokok, tidak minum alkohol dan menggunakan narkoba, menggunakan jamban keluarga, meluangkan waktu bersama untuk bersantai dengan keluarga, melakukan olah raga dengan rutin, membersihkan lingkungan. 

Dengan hadirnya PHBS Pondok Pesantren akan tercapai kebiasaan hidup disiplin dan sehat sehingga lebih produktif dan bermanfaat; tercipta pesantren yang bersih dan sehat, sehingga warga pesantren dan masyarakat sekitar terlindung dari ancaman penyakit; lingkungan yang bersih dan sehat membuat santri merasa nyaman sehingga meningkatkan semangat dalam proses belajar, dan prestasi santri akan semakin baik. Selain itu, pesantren akan menjadi percontohan lingkungan yang sehat bagi masyarakat dan daerah lain. (Kendi Setiawan/Zunus)