Nasional

Lima Persoalan Ini Jadi Pekerjaan Rumah UNU Se-Indonesia

NU Online  ·  Senin, 19 Februari 2018 | 20:30 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua LPTNU M. Afifi mengungkapkan lima hal yang masih menjadi masalah besar atau Pekerjaan Rumah (PR) pada kampus-kampus yang menyandang nomenklatur Nahdlatul Ulama (NU). 

"Ada lima problem besar," katanya usai mengikuti konsolidasi LPTNU 2018 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (19/2).

Pertama, kelembagaan. Hal itu karena komunikasi antara PBNU, LPTNU, dan kampus-kampus UNU belum berjalan baik. 

Kedua, Sumber Daya Manusia. Ia mengaku prihatin dengan SDM yang ada di UNU. "Yang lain sudah pada S3, kita masih pada S2," katanya. 

Ketiga, finansial. Selama ini, finansial untuk menopang eksistensi UNU hanya mengandalkan iuran para dosen atau orang-orang yang peduli terhadap pendidikan NU. 

"Kita kan masih gotong royong," katanya. 

Keempat, infrastruktur. Hampir merata, kampus UNU tidak mempunyai bangunan sendiri. Selama ini, dalam aktivitas perkuliahan, bangunan yang dipakai adalah sewaan. 

"Bisa dibilang 80 persen masih nyawa. Masih menumpang, sehingga ruang kelas pun masih butuh banyak," katanya. 

Namun demikian, katanya, soal kekurangan bangunan fisik diharapkan bisa didapatkan jalan keluar dengan memanfaatkan era digital yang tidak mengandalkan bangunan untuk proses belajar-mengajar. 

Kelima, aspek hukum. Menurutnya, UNU belum selesai dalam hal statuta. Dalam hal administrasi, katanya, masih belum terjadi keseragaman antara kampus satu dengan kampus NU yang lain. 

"Sehingga ini harus dirapikan dan dibenahi. Ya yang kita simpulkan ada lima aspek tadi," ujarnya. (Husni Sahal/Fathoni)