Nasional

Lembaga Kesehatan Lakukan 'Rapid Test' Covid-19 kepada Pengurus dan Karyawan PBNU

Sel, 14 April 2020 | 13:00 WIB

Lembaga Kesehatan Lakukan 'Rapid Test' Covid-19 kepada Pengurus dan Karyawan PBNU

Rewalan LK PBNU (kanan) lakukan rapid test karyawan PBNU

Jakarta, NU Online 
PBNU mengikuti peraturan pemerintah melakukan physical distancing dan social distancing untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19. Tak heran gedung PBNU yang biasanya semarak dengan kehadiran para kiai, santri, pengurus, karyawan, dan para tamu, menjadi sepi.  

Meski demikian, beberapa pengurus lembaga yang turut serta menangani pencegahan Covid-19 kadang-kadang hadir ke gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Misalnya pengurus Lembaga Kesehatan PBNU. Mereka melakukan koordinasi dengan pengurus lembaga kesehatan di daerah-daerah. 

Di samping itu, Lembaga Kesehatan PBNU membuka layanan rapid test Covid-19 untuk pengurus atau karyawan PBNU yang kebetulan hadir. Sesuai protokol kesehatan, tes dilakukan tidak serentak sehingga tak menimbulkan kerumunan serta petugasnya menggunakan alat pelindung diri (APD). 

Menurut relawan Lembaga Kesehatan PBNU Ikram Syahrin Akbar sampai Senin (13/4) LK PBNU, telah melakukan tes kepada sekitar 50 orang. Kemudian pada Selasa, (14/4), LK PBNU melakukan rapid test kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan.

Selain Kiai Said, LK PBNU melakukan rapid test kepada keluarganya, beberapa santri, para guru dan ustadz yang masih tinggal di pondok pesantren yang diasuh Kiai Said, Al-Tsaqofah.    

"Tes akan terus dilakukan setiap ada pengurus atau kiai yang datang ke PBNU," kata Ikram di Gedung PBNU. 

Ikram menyebutkan beberapa pengurus yang pernah dites, di antaranya Ketua PBNU KH Abdul Manan A. Ghani dan Ketua NU Care-Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) H. Ahmad Sudrajat. 

Ia bersyukur, seluruh hasil rapid test menunjukkan negatif. Meski demikian, rapid test tidak bisa dijadikan patokan pasti karena tingkat akurasinya masih rendah. Sehingga harus dilakukan berulangulang. 

"Seandainya negati belum tentu negatif. Kadang positif pun positif palsu. Jadi harus beberapa kali. Ya, mudah-mudahan saja tak ada kiai atau pengurus PBNU tak ada yang terkena," harapnya. 

Selain rapid test, Lembaga Kesehatan PBNU melakukan pemeriksaan suhu badan kepada siapa pun yang datang ke PBNU. Hal itu dilakukan security di gerbang. 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan