Nasional

Lapisan Intelektual Nahdliyin Menggeliat di Luar Negeri

NU Online  ·  Selasa, 10 April 2018 | 09:02 WIB

Jakarta, NU Online
Saat ini ada satu lapisan intelektual Nahdliyin yang sedang menggeliat di luar negeri. Mereka adalah para mahasiswa maupun pekerja, yang beraktivitas tetapi sambil tahlilan dan shalawatan. Mereka juga belum dikupas dalam ensklopedia NU dan belum tersentuh dalam buku-buku tentang NU yang sudah ada. 

Lapisan intelektual Nahdlyin itu menjadi salah satu alasan diterbitkannya buku NU Penjaga NKRI yang diluncurkan dan didiskusikan di Gedung PBNU, Selasa (10/4) siang.

"Ketika Penerbit Kanisius ingin memberikan kado dalam harlah NU ke-92 (berdasarkan masehi) dan ke-95 (berdasarkan hijriah) saya mengangkat aktivitas mereka," kata editor buku NU Penjaga NKRI, Iip D Yahya.

Disebutkan dalam buku tersebut aktivis PCINU meliputi Asia, Afrika, Eropa dan Autsralia yang menceritakan pengalaman mereka ber-NU di mancanegara.

Iip juga memaparkan terdapat empat bagian dalam buku NU Penjaga NKRI. Masing-masing adalah kontinuitas NU sejak Islam diajarkan di wilayah Nusantara, lapisan intelektual NU yang aktif di seluruh dunia, sejumlah tulisan khususnya membuka ruang berkiprah sesuai bidang masing-masing, dan apa yang dilakukan NU dalam mempertahankan NKRI.

"Buku ini pembuka jalan teman-teman di luar NU yang ingin mengenal NU," tambah Iip.

Kehadiran NU Penjaga NKRI diharapkan Iip dapat mengisi kekosongan buku-buku bertema serupa sekaligus memancing diterbitkannya buku lain yang lebih lengkap.

Direktur Penerbit Kanisius Romo Azis Mardopo mengatakan penerbitan buku NU Penjaga NKRI sebagai bagian dari konsekuensi Kanisius yang selama ini berkonsentrasi pada penuangan intelektual dan pemikiran. Lebih khusus penerbitan juga bersamaan dengan menyambut ulang tahun ke-96 Penerbit Kanisius. Dengan NU yang tahun ini memasuki usia 95 tahun, keduanya sama-sama menjelang usia 100 tahun.

Diskusi dan peluncuran diselenggarakan NU Online dan Penerbit Kanisius, dihadiri oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Waketum PBNU H M Maksum Mahfoedz, Ketua PBNU Robikin Emhas, Bendahara PBNU Bina Suhendra, intelektual Romo Benny Susetyo, Direktur Penerbit Kanisius, Direktur SAS Institute Imdadun Rahmat, Peneliti LIPI Amin Mudzakkir, politisi muda Tsamara Amany Alatas. (Kendi Setiawan)