Jakarta, NU Online
Gerakan filantropi Nahdlatul Ulama (NU) melalui Kirab Kotak Infak (Koin) NU yang dimulai di Serang, Banten telah tiba di Majalengka, Jawa Barat. Koin NU di Majalengka menyambangi sebagian Majelis Wakil Cabang (MWC) NU. Lokasi kirab adalah pesantren, pasar, masjid, dan masyarakat.
“Alhmamdulillah Kirab Koin NU masih berjalan hingga malam hari,saat ini kotak amalnya sudah sampai di Majalengka,” kata ketua LAZISNU Jawa Barat, Abdullah Syafe’I melalui pesan Whatsapp kepada NU Online, Selasa (24/4) malam.
Koordinator Kirab Koin NU Kabupaten Majalengka, KH Zaenal Muhyidin mengatakan semangat masyarakat Majalengka berpartisipasi dalam Kirab Koin NU ini cukup tinggi. "Alhamdulillah hari pertama di wilayah Leuwimunding, Rajagaluh dan Sindangwangi mendapat sambutan meriah dari masyarakat," kata KH Zaenal.
Ia menerangkan bahwa Kirab Koin NU di Majalengka awalnya diagendakan hanya berlangsung dua hari, namun kemudian di diperpanjang selama lima hari. Hal itu mengingat banyaknya daerah yang ingin dikunjungi.
Antusiasme masyarakat Majalengka menunjukkan kegemaran berinfak dan sedekah berdampak positif bagi pembangunan bangsa, negara dan organisasi kemasyarakatan. Kirab Koin NU yang diagendakan berkeliling di Pulau Jawa dan disambut dengan antusias masyarakat, menurutnya menandakan bahwa pembangunan bangsa, negara dan ormas seperti NU akan lebih mudah.
Salah satu lokasi edar Koin NU di Majalengka adalah Pesantren Darul Ma'arif Desa Cikedung, Kecamatan Maja. Pengasuh pesantren, KH Aa Trisnogomo dalam penyambutan rombongan kirab mengungkapkan Kirab Koin NU telah memberikan pelajaran dan pengamalan penting tentang infak dan sedekah. "Tentunya kami bersyukur, lewat program ini anak didik kami dilatih untuk terus gemar berinfak dan sedekah," ujarnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat yang hadir khususnya para santri agar memberikan infak dan sedekahnya dengan ikhlas sesuai kemampuan masing-masing. Bersedekah dan berinfak hendaknya dijadikan sebuah kebiasaan yang baik. "Di depan kita sudah ada kotak Koin NU. Marilah dengan niat ikhlas kita sisihkan rezeki kita untuk dimasukkan ke dalam kotak tersebut," ajaknya.
Mirna Oktavia, santriwati setempat mengungkapkan rasa senangnya karena pagi itu ia bisa menyisihkan uang jajannya untuk berinfak. Siswi kelas IX MTs ini mengatakan bahwa agenda Kirab Koin NU sangat positif dan bisa melatih dirinya dan teman-temannya untuk lebih gemar berinfak.
"Kegiatan ini positif banget bagi kami yang masih remaja, jadi bisa seneng berinfak kalau dilatih dan dibiasakan seperti ini," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) menggelar gerakan filantropi bernama Kirab Kotak Infaq (Koin). Gerakan ini digelar dengan cara mengedarkan kotak amal berukuran raksasa ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.
Ada yang menarik dari kirab filantropi ini, yakni ukuran kotak amal yang berdimensi tinggi 99 cm lebar 99 cm dan panjang 99 cm. KH Ma’ruf Islamuddin, pencetus gerakan Koin NU mengatakan ukuran ini memiliki makna filosofis tersendiri dan sangat dekat dengan NU. Pengasuh Pesantren Walisongo Sragen, Jawa Tengah itu mengungkapkan angka 9 identik dengan NU, seperti jumlah Walisongo sembilan orang; atau jumlah bintang dalam lambang NU sebanyak sembilan. (Kendi Setiawan)