Nasional

Konsolidasi Amaliyah Nahdliyyah Perlu Diperkuat

Sen, 10 April 2017 | 13:01 WIB

Pringsewu, NU Online
Saat ini seluruh warga NU harus menyadari bahwa ada sebagian kelompok khususnya paham transnasional yang dengan terus menerus berupaya mengikis amaliyah nahdliyyah yang selama ini dilakukan dan menjadi ciri khas jam'iyyah Nahdlahtul Ulama.

Tradisi amaliyah NU sudah terbukti nyata menjadikan kesejukan beragama di Indonesia selama ini yang salah satunya disumbangkan melalui amaliyah seperti Peringatan Maulid, Isra' Mi'raj, Istighotsah, Yasinan, dan Peringatan Hari Besar Islam lainnya.

"Sudah saatnya warga NU melakukan konsolidasi amaliyah nahdliyyah disamping konsolidasi-konsolidasi lainnya untuk memperteguh amaliyah NU," ujar Ketua PWNU Provinsi Lampung KH Sholeh Bajuri saat memberikan mauidzah hasanah pada Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Kecamatan Pardasuka, Pringsewu, Lampung, Ahad (9/4).

Melihat kondisi ini, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatus Sholihin Bumi Restu Palas Lampung Selatan ini mengajak warga NU untuk mewaspadai paham-paham transnasional yang sudah melancarkan misinya tersebut. 

"Kelompok takfiri ini gencar melalui berbagai media mengibarkan bendera menyerang warga NU dengan semboyan kembali kepada Qur’an dan Hadits," katanya.

Kia Sholeh menjelaskan, semboyan ini sekilas sangat bagus dan menarik sekali bagi sebagian ummat Islam. Namun menurutnya bila prinsip ini saja yang dipakai dalam beribadah dengan menafikkan dasar lain seperti ijma dan qiyas maka bisa dipastikan prinsip ini akan merusak tatanan dalam beragama.

Menurutnya banyak amaliyah ibadah dalam Islam yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an dan Hadits serta diperlukan penjelasan dalam ijma dan qiyas didukung dengan silsilah keilmuan yang jelas. Semisal dalam quran disebutkan bahwa Allah menyebutkan perintah untuk shalat dan ini diperkuat oleh hadits Nabi untuk melaksanakannya seperti seperti yang dicontohkan Nabi.

Namun perlu diketahui bahwa syarat dan rukun shalat tidak dijelaskan dan diperinci sehingga perlu silsilah keilmuan dari para sahabat, tabiin sampai dengan ulama untuk menjelaskan hal tersebut. 

"Jadi kalau Qur’an dan Hadits saja yang dipakai dari mana kita bisa shalat yang benar sementara Nabi hanya bersabda Shollu Kamaa Roaitumuuni Usholli," tanyanya kepada jamaah.

Oleh karenanya, konsolidasi akidah penting sekali dilakukan dengan dorongan dari para pengurus NU sehingga kemantapan warga NU dalam melakukan amaliyah ibadah dapat terus ditanamkan. (Muhammad Faizin/Fathoni)