Nasional

Konflik Israel-Palestina, Gus Yahya: Libatkan Agamawan dalam Proses Perdamaian 

Sab, 29 Mei 2021 | 13:00 WIB

Konflik Israel-Palestina, Gus Yahya: Libatkan Agamawan dalam Proses Perdamaian 

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

​​​​​​Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan pentingnya melibatkan tokoh agama dalam proses mendamaikan Israel-Palestina. Gus Yahya, demikian sapaan khasnya, mengatakan konflik Israel-Palestina bukan hanya masalah politik dan militer, tetapi juga masalah agama. 

 

Gus Yahya mengisahkan pertemuan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2002 dengan seorang rabi Yahudi bernama David Rosen. Dalam pertemuan tersebut, kata Gus Yahya, David memberi usul kepada Gus Dur supaya di dalam isi perdamaian Palestina ditambahkan satu elemen yang selama ini tidak diperhitungkan yaitu elemen agama. 

 

"Saat itu Gus Dur memberikan komentar bahwa usulan David bagus. Tetapi, yang harus diingat kata Gus Dur di dalam masing-masing agama ada masalah yang belum bisa diselesaikan sebelum agama berkontribusi dalam bentuk perdamaian," ungkap Gus Yahya dalam acara Syawalan PCNU Se-DIY bersama PWNU DIY, Sabtu (22/5). 

 

Gus Yahya mengatakan, selama masih merajalela anggapan wajib membunuh orang Yahudi, ke mana kita mau mendamaikan mereka? "Kalau orang Yahudi masih merasa berhak menjajah orang Yahudi, bagaimana agama Yahudi bisa mendamaikan? Kalau orang Kristen masih merasa Yahudi harus dimusnahkan dari muka bumi kayak Hitler itu, bagaimana bisa mendamaikan? Maka kita harus tahu address (alamat)," ujar Gus Yahya.

 

Karena itu, sambung Gus Yahya, konflik ini bukan hanya soal konflik dari hari ke hari, bukan soal saling balas pernyataan. "Apakah Israel harus dikecam? Ya. Saat ini yang belum dikerjakan dan menurut keyakinan saya sesuai inspirasi yang disampaikan Gus Dur pada waktu itu, kita perlu bergerak pada arena agama karena konflk ini salah satu akarnya adalah agama," kata Gus Yahya.

 

Juru Bicara Presiden Gus Dur ini berpesan agar agama harus kembali pada pesan utamanya yakni rahmat. Wacana seperti itu ada juga di Yahudi, Kristen di mana ajaran ini penuh cinta dan kasih universal yang tidak membeda-bedakan latar belakang apa pun. Hal itu adalah pesan utama agama.


Kalau sudah bisa mengembalikan agama pada pesan utama, kata Gus Yahya, maka para ulama harus dilibatkan dalam proses perdamaian jangan cuma judul seperti yang tertuang dalam perjanjian Abraham Accords antara Israel dengan Emirat Arab dan Bahrain.


"Judulnya saja agama mau kembali kepada Ibrahmiyah tapi ulama tidak terlibat, rabi, pastur, pendeta tidak ada yang tahu makanya sampai hari ini tetap problematis," kata Gus Yahya.

 

Pihaknya berharap ulama dan agamawan diikutsertakan dalam proses mengikhtiari perdamaian dengan syarat kembali kepada pesan utama. "Jika pesan utama masih menghancurkan dan masih dianggap permusuhan tidak bisa menjadi solusi maka tetap diupayakan, soal hasil serahkan kepada Allah," tegasnya.

 
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan