Konferensi Muslim Dunia Dibuka di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah
NU Online · Sabtu, 29 Maret 2014 | 07:15 WIB
Situbondo, NU Online
Forum internasional yang dihadiri pemikir dan ulama di pelbagai belahan dunia Islam, dibuka siang ini di pesantren Salafiyah Syafi’iyah jalan KHR Syamsul Arifin, Banyuputih, Situbondo, Sabtu (29/3). Forum ini akan membahas sejumlah persoalan politik, ekonomi, dan hubungan Islam dan negara yang terjadi di negara-negara Islam.
<>
Direktur Pelaksana Internasional Confrence of Islamic Scholars (ICIS) DR Nasihin Hasan mengatakan, “Konferensi ini sengaja ditempatkan di pesantren ini antara lain agar peserta konferensi yang datang dari pelbagai belahan negara bisa menjadikan model pesantren sebagai pengembangan agama yang rahmatan lil alamin.”
Pembukaan forum internasional ini mengarah penguatan jaringan ulama internasional untuk meneguhkan kembali nilai-nilai Islam moderat. “Melewati ratusan tahun Islam berkembang di Indonesia tanpa mengalami masalah,” kata Sekretaris Umum ICIS KH Hasyim Muzadi.
Tetapi belakangan misi Islam moderat di Indonesia ini rusak ketika datang misi yang dibawa oleh sekelompok orang dari luar negeri. Dampaknya, “Menghadap-hadapkan antara Islam dan negara, kelompok Islam dan kelompok Islam yang berbeda, dan pada gilirannya antara Islam dan lain agama,” kata KH Hasyim Muzadi dengan bahasa Arab.
Sementara itu pengasuh pesantren Salafiyah Syafi’iyah, KHR Ahmad Aza’im Ibrahimi menyebutkan profil pesantren ini yang memasuki usia ke-100 tahun dengan semangat penyelesaian atas persoalan NU, umat Islam, bangsa, bahkan dunia.
“Pesantren ini banyak melahirkan pejuang. Saat pergerakan kemerdekaan, pesantren ini mengoordinir preman untuk dijadikan pejuang kemerdekaan. Di pesantren ini tahun 1983, NU melahirkan pernyataan fenomenal perihal hubungan Islam dan Pancasila,” terang KHR Ahmad Aza’im Ibrahimy di hadapan sedikitnya 1000 orang.
“Kita, Indonesia memang ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pesantren terlebih lagi salafiyah memang sejak awal merupakan basis perlawanan terhadap persoalan di zamannya,” kata Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, Esti Andayani kepada NU Online usai pembukaan. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua