Nasional

Koin Muktamar untuk Kemandirian Organisasi

Ahad, 9 Februari 2020 | 14:45 WIB

Koin Muktamar untuk Kemandirian Organisasi

Pengumpulan koin muktamar di Surabaya, Jatim (Foto: NU Online/Hisam Malik)

Surabaya, NU Online
Ketua Yayasan Pesantren Nurul Huda Surabaya KH Abdurrahman Navis menjelaskan, Islam Ahlussunannah Wal Jamaah dari zaman  ke zaman terus berkembang. Sesuai dengan petunjuk ulama–ulama salafusshaleh, dalam hal ini juga NU ada terobosan baru dalam menyukseskan Muktamar ke-34 NU di Lampung.
 
"Salah satunya ialah menggali dana dengan melibatkan seluruh warga NU melalui Koin Muktamar NU dengan tujuan kemandirian organisasi menuju satu abad NU," paparnya.
 
Hal itu disampaikan Kiai Navis pada kegiatan penggalangan Koin Muktamar NU pada Sabtu (8/2) pagi dipusatkan di Halaman Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Nurul Huda Surabaya. 
 
KH Abdurrahman Navis mengingatkan dawuh dari KH Hasyim Asy'ari pendiri NU dengan menirukan kata–katanya "Sopo seng berjuang nok NU tak akoni santriku, yang jadi santriku tak dungakno sak anak putune husnul khatimah" Siapa yang berjuang di NU tak akui sebagai santriku, yang jadi santriku saya doakan husnul khatimah.ini yang di harapkan semua orang dalam keadaan mati husnul khatimah.
 
"Maka dari itu, mari kita dukung Muktamar NU ini, salah satunya dengan berpartisipasi  pada program Koin Muktamar NU," jelasnya.
 
Pengumpulan koin dimulai dari apel pagi yang diikuti oleh Dewan Guru Nurul Huda serta siswa–siswi dari Taman Kanak–kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Pondok Pesantren (Ponpes), dan masyarakat sekitar pesantren.
 
"Semoga Muktamar NU bisa berjalan dengan sukses, dan bisa lebih bermanfaat kembali bagi agama nusa dan bangsa," pungkas kiai yang juga penggagas adanya Aswaja Center di Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim).
 
Hasil dari penggalangan Koin Muktamar NU ini akan dijadikan satu dengan pengumpulan yang telah dilakukan di Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Nahdhatul Ulama (LAZIZNU) Kota Surabaya.
 
Kontributor: Hisam Malik 
Editor: Abdul Muiz