Nasional

Kisah Ahli Maksiat di Zaman Nabi Musa yang Mendapat Syafaat Nabi Muhammad

Ahad, 1 Desember 2019 | 15:00 WIB

Kisah Ahli Maksiat di Zaman Nabi Musa yang Mendapat Syafaat Nabi Muhammad

Rais Syuriyah (MWCNU Sukaresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat KH Aceng Muhammad Ali (Foto/Muhammad Salim)

Garut, NU Online
Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWCNU) Sukaresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat KH Aceng Muhammad Ali, sering dikenal dengan sapaan Pangresa Aceng H Aal di Pondok Pesantren Fauzan, Sukaresmi Kabupaten Garut mengisahkan sorang ahli maksiat di zaman Nabi Musa yang mendapatkan syafaat karena shalawat pada nabi Muhammad SAW.
 
"Pada zaman Nabi Musa AS, ada seorang ahli maksiat yang terkenal dengan kemaksiatannya oleh seluruh masyarakat. Namun suatu masa, ahli maksiat tersebut terserang penyakit yang sampai pada akhirnya membuatnya meninggal," ujarnya.
 
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan sasihan bulanan di Pondok Pesantren Fauzan, Sukaresmi-Garut, Ahad (1/12).
 
Dikatakan, ketika dia meninggal, kaum nabi Musa pada saat itu membuang jasadnya ke tempat sampah dekat pasar karena mereka menganggap kelakuannya yang dulu pernah dilakukan membuatnya tidak berharga di hadapan mereka.
 
"Saat itu pula datang wahyu kepada Nabi Musa AS untuk membawa jasad tersebut untuk dimakamkan layaknya manusia lainnya," jelasnya. 
 
Disampaikan, setelah Nabi Musa mendapatkan wahyu, Nab Musa langsung bergegas ke pasar untuk mencari jasad orang yang dimaksud di tempat sampah. 
 
"Ketika sampai di pasar, Nabi Musa menanyakan kepada kaumnya lokasi tempat pembuangan sampah dan menanyakan ada tidaknya jasad yang dimaksud pada wahyu yang diterimanya," paparnya.
 
Ketika menanyakan jasad tersebut lanjutnya, masyarakat lansung marah dan mencaci maki jasad tersebut karena dianggap hina kelakuan yang dilakukan dimasa hidupnya.
"Setelah mendapatkan informasi tersebut dari kaumnya, Nabi Musa heran dan bertanya kepada Allah gerangan kenapa jasad tersebut yang dianggap hina oleh masyarakat namun Allah memerintahkan untuk menyelamatkannya," unkapnya.
 
Allah pun memberi penjelasan akan kondisi jasad tersebut. Sebelum meninggal, dia sempat membuka dan membaca kitab Taurat. Ketika membaca kitab Taurat, terlintas ada nama nabi akhir zaman yang juga kekasih Allah tersurat dalam kitab Taurat, diapun membaca shalawat tersebut sesuai isi kitab Taurat tersebut.
 
"Dari kejadian tersebut, Allah menyelamatkan orang tersebut dengan sifat rahman dan rahim-Nya karena membaca shalawat," tegasnya.
 
Dari kejadian tersebut, KH Aceng Aal mengajak kepada seluruh jamaah untuk memperbanyak shalawat dan berbaik sangka kepada orang lain, karena orang yang ahli maksiat bisa saja pernah berbuat baik, walaupun hanya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
 
"Mudah-mudahan kisah tersebut membuat kita semakin yakin akan barakah shalawat, karena manusia yang jauh sebelum Nabi Muhammad lahir saja mendapatkan keberkahan, apa lagi kita selaku umatnya," tutup Aceng Aal.
 
Kontributor: Mohammad Salim
Editor: Abdul Muiz