Nasional

Kinerja Demokrasi dan Kepemimpinan Lokal Masih Lemah

NU Online  ·  Jumat, 10 Januari 2014 | 03:06 WIB

Padang Pariaman, NU Online
Perjalanan demokrasi dan eksistensi kepemimpinan lokal di daerah selama tahun 2013 masih mengalami kendala dalam prakteknya di Indonesia, termasuk Sumatera Barat.
<>
Pandangan ini muncul dalam diskusi kebangsaan bertema “Mengevaluasi Kepemimpinan Demokrasi 2013 dan Proyeksi 2014” dalam rangkaian acara Konferensi Cabang (Konfercab IV) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (9/1).

Ketua Komisi III DPRD Sumbar Yulman Hadi saat menjadi narasumber memaparkan, suksesi kepemimpinan di negara ini masih bermasalah. Dia mencontohkan betapa pemilihan kepala daerah ikut memicu konflik sosial. Anarkisme oleh sekelompok orang yang tak bisa menerima kekalahan juga turut memperburuk citra demokrasi.

Terkait kepemimpinan lokal di daerah, kata Ketua Fraksi Partai Golkar ini, banyak bupati walikota terjerat kasus-kasus korupsi. Di Sumatera Barat kasus korupsi telah terjadi di Kabupaten Mentawai, Kota Bukittinggi, dan terakhir Kabupaten Dharmasraya.

Ketum Pengurus Koordinator Cabang PMII Sumbar Afriendi Sikumbang menilai, keberhasilan sistem demokrasi dan kepemimpinan lokal tersebut dapat diukur dari sejauh mana pencapaian keduanya dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bernegara.

“Jika pemimpin masih banyak korupsi, jumlah kemiskinan masih besar, pendidikan masih mahal dan mencari lapangan pekerjaan masih sulit, para pemimpin hanya sibuk mengurus kekuasaan dan politik, maka indiksinya kinerja demokrasi dan kepemimpinan politik di daerah belum berhasil sesuai harapan konstitusi negara,” katanya dalam siaran pers.

Hadir pula sebagai narasumber dalam diskusi ini Sekretaris KNPI Sumatera Barat Wirya Fansuri. Konfercab IV PMII Padang Pariaman dibuka secara resmi oleh Bupati Padangpariaman Ali Mukhni. Ali Mukni berharap PMII bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam membangun masyarakat setempat. (Mahbib)