Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengatakan di dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan secara tersurat agar membangun ummatan washatan (bangsa yang moderat).
“Allah justru tidak menegaskan secara tersurat untuk membangun umat Islam. Tapi yang ada juga ummatan washatan,” katanya saat menyampaikan pidato pengantar peluncuran buku Peta Jalan Nahdalatul Ulama Abad Kedua di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (13/8) malam.
Menurut Kiai Said, sejarah membutikan, umat Islam dibangun oleh tokoh-tokoh yang berupaya menjadi umatan washata, moderat. Imam Hasan Basri misalnya, ia muncul menjadi perekat pada situasi umat Islam terpecah-belah karena persoalan politik dan mazhab pemikiran Islam selepas masa Tabi’in.
Kemudian, tokoh yang berupaya seperti itu adalah Imam Syafii yang mengambil sisi moderat dalam menyatukan syariat (fiqih) dengan mengunakan akal, tidak hanya tekstual.
Tokoh selanjutnya, adalah Imam Ghazali yang mengambil sisi moderat dengan menyelaraskan antara fuqaha dan (ahli fiqih) dan sufi (ahli tasawuf).
“Mereka adalah ulama-ulama cerdas,” katanya.
Di Indonesia, kata Kiai Said, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari memiliki kecerdasan menggabungkan agama dan nasionalisme.
“Mbah Hasyim terkenal dengan ungkapan ‘hubbul wathan minal iman’ mencintai tanah air sebagian dari iman,” tegasnya. (Abdullah Alawi)