Nasional

Kiai Masdar Dorong Sarjana Lahirkan Penelitian Ilmiah tentang Pancasila

NU Online  ·  Rabu, 21 Juni 2017 | 04:47 WIB

Kiai Masdar Dorong Sarjana Lahirkan Penelitian Ilmiah tentang Pancasila

KH Masdar Farid Mas'udi.

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi mendorong para sarjana muslim dan sarjana pada umumnya untuk menulis penelitian dan karya ilmiah tentang Pancasila. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengurai kemelut yang mendera bangsa ini.

"Saya kira tema (tentang Pancasila) ini harus diperjelas. Kalau perlu sebanyak mungkin para sarjana melahirkan disertasi untuk mengatasi kemelut ini," ujar Kiai Masdar saat berbicara pada seminar tentang Pancasila yang diinisiasi Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag RI di Jakarta, Senin (19/6).

Kiai Masdar memandang apa yang sedang didiskusikan memang sesuatu yang tetap relevan, bahkan sangat aktual. Pasalnya, di negara-negara muslim khususnya Timur Tengah sedang dalam kondisi galau dan membara.

"Bahkan, Suriah misalnya, sudah nggak jelas bentuknya. Semua karena belum berhasil merumuskan dengan tepat antara agama dan negara. Keinginan untuk memiliki negara Islam masih tetap eksis dan sangat kuat," ujarnya.

Tentang Pancasila dan isu-isu radikalisme, Kiai Masdar mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak. Ia mempertanyakan apa sebenarnya obsesi dan cita-cita kelompok tersebut ketika ingin mendirikan negara Islam.

"Ternyata banyak yang menjawab ingin menegakkan hudud atau hukum Islam. Nah, hukum Islam yang paling khas ya hudud itu. Memotong tangan pencuri, merajam pezina, hingga menghukum mati pembunuh," paparnya.

Meski hal tersebut ada ayatnya, lanjut Kiai Masdar, ia menilai bahwa cita-cita menjadikan sebuah proyek besar bernama negara tidak bisa disederhanakan hanya untuk menegakkan hudud atau 'uqubah. "Saya kira itu terlalu sederhana," tandasnya.

Menurut Kiai Masdar, jika ingin berbicara tentang negara sesungguhnya muaranya kepada keadilan. Karena keadilan itu nilai luhur yang sangat inklusif. "Wa idza hakamtum bainannas an tahkumu bi al-adl," ujarnya sembari mengutip ayat Quran.

Mantan Plt Ketum PBNU era Gus Dur ini menambahkan, keadilan itu nondiskriminatif. Keadilan tidak melihat sekat primordial, suku, agama, ras, dan antargolongan. "Jangan sampai karena sentimen kelompokmu lalu membuatmu bertindak tidak adil," tegas Kiai Masdar.

Seminar bertema Agama dan Penguatan Nilai-nilai Pancasila ini menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, dan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (PKP-PIP), Yudi Latif. 

Dalam diskusi panel tersebut, Kepala Puslitbang, Muharram Marzuki, juga mengundang perwakilan dari sejumlah ormas Islam. Hal ini dilakukan agar umat Islam memiliki pandangan yang sama terhadap isu Pancasila dan kehidupan berbangsa dan bernegara. (Musthofa Asrori/Fathoni)