Nasional

Kiai Marzuki Mustamar: Pahala Kita Tak Kalah dengan Umat Terdahulu

Ahad, 11 Juni 2023 | 10:30 WIB

Kiai Marzuki Mustamar: Pahala Kita Tak Kalah dengan Umat Terdahulu

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar saat berbicara dalam acara istighotsah Pesantren Al-Hidayat Lasem. (Foto: YouTube Lasem TV Official)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, menuturkan bahwa jika seseorang bisa memanfaatkan kesempatan dengan, baik maka pahala yang didapatkan tidak akan kalah dengan umat terdahulu.


Gusti Allah itu sangat asih kepada kita. Karena Allah tahu rata-rata umur kita itu pendek 70, 80, 90, dan 100 saja jarang. Kalau orang zaman dulu ada yang umurnya 1000 tahun,” terangnya.


“Menurut Al-Qur'an, Nabi Nuh lamanya beliau dakwah adalah 950 tahun. Umat terdahulu itu umurnya panjang-panjang. Meskipun umur kita pendek, tapi Allah memberi kesempatan yang sama untuk memperoleh pahala,” sambung Kiai Marzuki.


Dalam acara istighotsah Pesantren Al-Hidayat Lasem yang disiarkan melalui YouTube Lasem TV Official itu, Kiai Marzuki menerangkan hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperoleh pahala.


“Pengajian rutin, dengan cara ikut manaqiban, atau pun ikut haul. Sebagai orang awam jika rajin ikut majelis-majelis meskipun ia telah meninggal maka pahalanya tetap mengalir sampai bertahun-tahun. Seperti ketika acara ini, ketika ada tahlilan, ada tawassul-nya ila jami'i jamaah sedoyo. Kalau tidak ikut majelis-majelis seperti ini siapa yang mau mendoakan,” tukasnya.


Kiai Marzuki melanjutkan, agar Nahdliyin tidak diam di rumah saja. Jika ada tahlilan di desa-desa maka ikutlah. Jikalau ada dzibaan di desa ikutlah. Kunci itu semua adalah NU. Jika kita ikut NU maka akan rajin ikut majelis-majelis pengajian seperti ini.


“Kedua, rajin berziarah kubur. Ketika ziarah ke mbah kakung, bapak, ulama, atau siapapun itu ajaklah anak-anak. Jika punya santri satu atau dua bisa diajak juga. Karena kalau anak itu rajin ziarah seperti mau Ramadhan secara rutin, mau Lebaran juga ziarah, maka 15 tahun kemudian gantian kamu yang meninggal anak sudah terbiasa ziarah,” paparnya.


Ketiga, memelihara sapi. Belilah anak sapi 3 ekor. Lalu, rawat selama 2 tahun. Setelah itu, dapat dijual dan memakai uangnya untuk daftar haji. Jangan sampai tidak daftar haji dengan alasan tidak punya uang. Punya niat dahulu, lalu melaksanakan niatnya dengan cara beli anak sapi, atau nabung sedikit demi sedikit.


“Kenapa harus haji, karena pahalanya banyak sekali. Banyak karena perjalanannya yang panjang. Pahala orang yang berhaji dicatat oleh Allah sejak kamu memelihara anak sapi atau sejak kalian mulai menabung sedikit demi sedikit. Itu sudah tercatat pahalanya, jika sudah daftar dan menunggu 20 tahun itu juga sudah termasuk mendapatkan pahala terus-menerus,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori