Nasional

Kiai Maruf Amin Ajak Santri Bekali Diri dengan Keterampilan

NU Online  ·  Sabtu, 17 November 2018 | 05:30 WIB

Kiai Maruf Amin Ajak Santri Bekali Diri dengan Keterampilan

Mustasyar PBNU, KH Ma'ruf Amin di Pasuruan, Jatim

Lamongan, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin menjelaskan bahwa dalam kitab Fathul Muin menghilangkan bahaya yang dialami, baik orang islam maupun non muslim hukumnya fardu kifayah. 

Bahaya apa? Lapar, yang masih belum sampai pada tingkat tidak makan. Bahaya lainnya seperti kurang sandang, kurang papan, dan kurang pelayanan pendidikan yakni salah satu caranya dengan memberikan kompetensi. 

"Supaya tidak jatuh miskin, maka santri harus diberi keterampilan atau kompetensi agar bisa mandiri secara ekonomi. Dari pesantren itulah melakukan hukum yang fardu kifayah," ujar Kiai Ma'ruf saat mengisi pengajian di Haul KH Musthofa di Pesantren Tarbiyatut Thalabah, Kranji, Paciran, Lamongan, Jatim Jumat (16/11)malam.

Seperti yang dilakukan almaghfurlah Kyai Baqir, Pengasuh Pesantren Tarbiyatut tholabah terdahulu yang membuat kapal-kapal untuk nelayan daerah Kranji, membuat pesantren menjadi pusat pemberdayaan perekonomian umat. 

Kiai Ma'ruf mengungkapkan, selain menyiapkan calon kiai, pesantren mempunyai tugas bersama, yaitu menjaga negara, menjaga umat, dan menjaga agama. "Ulama sejak dulu menjaga negara, untuk bisa mengawal tugas-tugas bersama, dan ulama tidak sendirian," tandasnya.

Pengasuh Pesantren An-Nawawi Tanara Serang ini bercerita, dahulu Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, Syekh Wahab Hasbullah, Syekh Bisri Sansuri, dan ulama lainnya bersama-sama mendirikan Nahdlatul Ulama. 

Bergabungnya para ulama ini untuk menjaga negara, menjaga umat, dan menjaga agama. NU juga merupakan gerakan perbaikan, perbaikan pendidikan maupun ekonomi. Selain itu juga gerakan kemasyarakatan, pelayanan publik. 

"Makanya ketika negara terancam, ulama ikut tampil. Seperti saat NKRI baru merdeka bulan Agustus, bulan Oktober musuh sudah datang hendak menjajah kembali. Akhirnya muncul fatwa resolusi jihad yang melatarbelakangi perlawanan 10 Nopember di Surabaya," jelas Kiai Ma'ruf.

Dalam puncak peringatan Haul ke 70 KH Musthofa yang dihadiri ribuan orang yang terdiri santri, wali santri maupun penduduk sekitar Kranji ini, Kiai Maruf berpesan khususnya kepada para santri zaman now, selain bisa baca Al-Qur'an dan kitab kuning, juga harus bisa baca huruf-huruf yang ada di masyarakat. Artinya, bisa membaca situasi dan mencari solusi, yakni mencari solusi kebangsaan. (Naqibah/Muiz)