Nasional

Kiai Hasyim: Pemimpin Indonesia Kian Jauh dari Rakyat

NU Online  Ā·  Kamis, 27 Maret 2014 | 13:03 WIB

Jakarta, NU Online
Pemilu 2014 yang digelar beberapa pekan ke depan patut dicermati secara serius. Pasalnya, ini merupakan era baru di mana pemimpin kian jauh dari rakyatnya. Istana negara dan kantor-kantor pemerintah kosong karena pimpinannya sibuk berkampanye di daerah.

Demikian ditegaskan Rais Syuriah PBNU KH A Hasyim Muzadi kepada NU Online di sela acara Laporan Tahunan Pendidikan Agama dan Keagamaan 2013 yang dihelat Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puslitbang Penda) di Hotel Milenium Jakarta, Selasa (25/3).

Menurut Kiai Hasyim, hari ini kita ibarat tak memiliki pemerintah. Presiden dan para menteri sibuk berkampanye. Begitu juga, para gubernur hingga aparat pemerintah yang paling bawah.

ā€œWong sekarang istana itu kosong. Kementerian juga belum tentu didatangi menterinya. Jika demikian, praktis kita tak punya pemerintahan. Kalau sudah begini, kelihatan mana negarawan, mana politisi,ā€ ujarnya.

Dalam proses pemilihan pemimpin seperti sekarang, lanjut Kiai Hasyim, ulama seyogianya kembali ke patokan yang dimilikinya. Mereka mesti mendorong umat untuk mengambil patokan pemilihan itu. Sayangnya, aturan itu kini dilupakan. Apalagi di tengah suasana pragmatis, situasional, dan transaksional yang kian membelenggu masyarakat.

ā€œFit and proper test itu bahasa kerennya. Kita juga punya jarh wa ta’dilĀ dengan tiga cara: syakhsiyyah (integritas), fikriyyah (kapabilitas), dan kafa’ah (kompetensi). Tiga hal itu harus menjadi standar dalam memilih pemimpin,ā€ terangnya. (Musthofa Asrori/Alhafiz K)