Kiai Azaim Minta Makam Wali Bujuk Melas Diteliti Dulu Sebelum Dikeramatkan
NU Online · Sabtu, 17 Februari 2018 | 12:01 WIB
Gonjang-ganjing tentang keberadaan Bujuk Melas di Dusun Manggung Desa Sumberjati Kecamatan Silo, Kabupaten Jember mendapat tanggapan serius dari Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Kabupaten Situbondo KH Azaim Ibrahimy. Secara khusus ia memanggil Wakil Ketua Pusat Ikatan Keluarga Santri dan Alumni Salafiyah Syafi'iyah (IKSASS) KH Misbahus Salam untuk menyampaikan tanggapannya.
Menurutnya, Kiai Azaim sangat prihatin dengan keberadaan Bujuk Melas karena menimbulkan pro kontra terkait keabsahan makam tersebut, dan sedikit banyak telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
"Beliau (Kiai Azaim) menaruh perhatian besar terhadap masalah Bujuk Melas ini," kata Kiai Misbah kepada NU Online di Jember, Sabtu (17/2).
Untuk menghindari pro kontra tersebut, katanya, Kiai Azaim mengimbau agar pihak-pihak yang berkompeten melakukan penelitian terhadap keberadaan Bujuk Melas. Penelitian tersebut menyangkut bukti fisik jasad dan sebagainya.
"Bila perlu adakan uji forensik dengan teknologi modern. Jangan sampai masyarakat tertipu karena hanya opini," lanjut Kiai Misbah.
Hal senada juga disampaikan Ketua IKSASS Rayon Jember Kiai Abdul Aziz. Menurutnya, keberadaan makam Bujuk Melas itu masih menimbulkan pro kontra, bahkan terjadi keresahan di sebagian masyarakat. Ia mengimbau agar masyarakat tak terburu-buru meyakini kebenaran kabar tersebut.
"Sebelum ada bukti-bukti faktual, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan, kiranya masyarakat tak perlu yakin dulu," kata Kiai Aziz.
Seperti diketahui, makam Bujuk Melas ditemukan pada akhir tahun 2016. Entah siapa yang memulai, sejak saat itu makam tersebut ramai dikunjungi orang. Bahkan saat digelar haul Mbah Bujuk Melas untuk pertama kali Selasa lalu, ribuan peziarah memadati sekitar area makam.
Para peziarah yakin bahwa makam tersebut adalah makam Bujuk Melas yang notabene seorang wali dari Madura.
Konon, 19 orang keturunan Bujuk Melas telah melakukan istikharah. Dari pertanda yang datang dalam istikharah tersebut, diyakini bahwa makam tersebut betul makam Fatimah binti Abdullah bin Yusuf Al-Anggawi, nama lain dari Bujuk Melas. Nama tersebut kemudian ditulis di samping makam sang bujuk. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua