Nasional

Khofifah: Pesantren Pilar Kekuatan Bangsa

NU Online  ·  Kamis, 25 Mei 2017 | 02:35 WIB

Probolinggo, NU Online
Menteri Sosial (Mensos) RI Hj Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa saat ini sudah banyak yang ingin mengubah negara dengan falsafah selain Pancasila. Tetapi berbagai upaya itu tidak mampu dilakukan karena kekuatan besar para santri pondok pesantren. Selama ini pondok pesantren menjadi salah satu pilar kekuatan bangsa Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU ini dalam Hari Lahir (Harlah) ke-21 Pondok Pesantren Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (24/5) malam.

“Santri pesantren inil merupakan pilar-pilar yang membangun semangat juang para ulama saat melawan penjajah. Meskipun demikian, ulama tidak mengajukan gelar pahlawan. Semua ini dikarenakan oleh keikhlasan ulama dalam berjuang,” katanya.

Menurut Khofifah, seorang ulama harus bisa menuliskan sejarah perjuangan yang dilakukan sehingga para santrinya mempunyai teladan. “Tolong dijaga dengan peningkatan kualitas SDM kita sebagai santri pesantren,” jelasnya.

Khofifah menegaskan bahwa Pekerjaan Rumah (PR) umat saat ini harus dijawab dengan spesifikasi keilmuan dengan memberikan beberapa referensi. Sudah banyak jenderal maupun pejabat tinggi negara yang berasal dari santri NU. 

“Artinya di jaman masa kini, santri sudah harus bisa masuk ke setiap birokrasi papan atas sebagai bukti atas keberhasilan pondok pesantren. Kalau kemandirian ini belum, berarti kita belum memiliki strategi dan sistemik untuk masuk ke jenjang ini,” terangnya.

Lebih lanjut Khofifah menegaskan santri pesantren harus ada yang masuk teknis sipil dan industri. Hal ini penting, karena sudah terbukti berkat peran santri pesantren negara maju. 

“Pesantren harus kokoh, majelis taklim rutin istighotsah dan manaqib harus tetap jalan. Semua ini untuk memotivasi para santri agar bisa menjadi pemimpin yang berkualitas,” tegasnya.

Oleh karenanya Khofifah meminta agar tidak salah dalam mendidik anaknya. Karena saat ini banyak anak muda yang sudah terjerumus kepada perbuatan kriminal. “Tugas guru dan ustadzah supaya mengerti jamaah dan santrinya apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Karena tugas ulama, bagaimana mendidik santri sehingga negara aman,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Khofifah mengharapkan kepada yang dilebihkan rizkinya agar bagaimana dapat memberi kontribusi penguatan pengembangan ekonomi syariah di setiap pondok pesantren yang bisa dioptimalkan dan dikembangkan agar tercipta ekonomi kreatif bagi santri pesantren.

Harlah ke-21 Pondok Pesantren Syekh Abdul Qadir Al Jailani ini dihadiri oleh A’wan PWNU Provinsi Jawa Timur H Hasan Aminuddin, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qadir Al Jailani KH Abdul Hafidz Aminuddin, dan sejumlah pengasuh pondok pesantren yang ada di Kabupaten Probolinggo. (Syamsul Akbar/Fathoni)