Blitar, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Blitar, Jawa Timur santuni 100 anak yatim saat puncak acara Harlah ke-72 Muslimat NU di Stadion Srengat Blitar, Sabtu (31/3) siang.
Penyerahan dilakukan oleh Ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur, Hj Masyruroh Wahid.
Dikatakan Khofifah, setiap kegiatan Muslimat NU mulai dari pimpinan ranting hingga ke pimpinan pusat harus ada manfaat dan barokahnya untuk lingkungan sekitar, kalau Muslimat NU semua melakukan itu.
"Organisasi wanita Badan Otonomi NU itu marwahnya akan terangkat dan baik untuk manusia dan Insyaallah barokah, namun semua harus ikhlas menata hati dan lillahi ta’ala," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Gus Dur dan Menteri Sosial di era Jokowi ini juga menyinggung pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Ibu-ibu yang anaknya saat ini kelas III SMA, SMK dan Aliyah, supaya di kuliahkan, jangan sampai cepat-cepat dibawa ke KUA untuk dinikahkan," sindirnya.
Begitu juga dengan para anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna), Ia menyarankan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih atas lagi.
“Mas-mas Banser yang saat ini udah S1 lanjutkan ke S2. Yang S2 dilanjutkan ke S3, atau sekolah setinggi-tingginya. Ini penting sebagai tangga untuk menaikan drajat dan kapasitas," ungkap mantan anggota DPR RI dari fraksi PPP dan PKB ini.
Tidak ketinggalan, Ketum Muslimat NU itu juga menyampaikan bahwa Muslimat NU di semua tingkatan juga sekolah, yakni sekolah untuk mengenali lingkungan sekitar.
“Muslimat harus baik-baik dengan lingkungan sekitar, karena memang itulah tuntunan agama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW," kata mantan ketua PC PMII Surabaya itu.
Guna memeriahkan acara, panitia menghadirkan Musik El Balasyik Intertaiment dari Jember Jawa Timur. Beberapa album Shalawat terlantun dengan apik disertai iringan musik yang rancak. Sehingga belasan ribu hadirin terbui dan ikut bergerak ke kanan ke kiri sambil mengacungkan jari. (Imam Kusnin Ahmad/Muiz)