Nasional

KH Sholeh Qosim Terima Penghargaan dari LTM PBNU

Jum, 9 April 2021 | 14:00 WIB

KH Sholeh Qosim Terima Penghargaan dari LTM PBNU

Pemberian penghargaan kepada KH Sholeh Qosim (tengah). (Foto: LTM PBNU)

Jakarta, NU Online

Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) menganugerahkan Piagam Penghargaan kepada KH M Sholeh Qosim atas dedikasi dan kiprahnya dalam kepengurusan LTM PBNU. Piagam Penghargaan yang diserahkan pada Kamis (8/4) tersebut secara spesifik terkait karya buku KH Sholeh Qosim yang berjudul Tuntunan Shalat seperti Rasulullah SAW.

 

Ketua LTM PBNU, KH M Mansur Syaerozi mengatakan KH Sholeh Qosim mendapat amanat dan mandat dari PBNU dan LTM untuk mempersiapkan penulisan dan penerbitan buku Tuntunan Shalat seperti Rasulullah SAW. Sejak tahun 2021, kata Kiai Mansur, sudah melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan panduan shalat seperti Rasulullah, sekaligus menyelenggarakan pelatihan di berbagai cabang di Jawa Timur, bahkan sampai di beberapa provinsi.

 

"Akan hal tersebut, adalah sangat pantas beliau dianugerahi penghargaan ini," kata Kiai Mansur Syaerozi.

​​​​​​​

Kiai Mansur menjelaskan, LTM PBNU adalah kepanjangan tangan dari PBNU untuk ngopeni (memelihara dan memakmurkan) masjid-masjid, utamanya yang berhaluan Nahdliyah. Semua pengurus LTM NU mempunyai tanggung jawab untuk itu.

 

"Baik di tingkat pusat, wilayah, maupun cabang, semuanya wajib bergerak melakukan pengawalan terhadap masjid-masjid melalui program-program yang nyata. Masjid adalah aset utama umat Islam. Ingin memakmurkan umat Islam, ya pintunya dengan memakmurkan masjid," imbuh Kiai Mansur.

 

Disampaikan juga bahwa masjid harus beroperasi untuk melayani umat. Pada titik ini, LTM PBNU bertanggungjawab untuk mendorong para takmir, pengurus masjid untuk mengelola masjid sesuai kebutuhan masyarakatnya.

 

LTMNU di semua level harus terus menyapa masjid-masjid, meningkatkan kepedulian terhadap takmir, memajukan skill dan pengetahuan takmir. Tujuannya, kata Kiai Mansur, agar mereka dapat memfungsikan masjid untuk melayani berbagai kebutuhan umat.

 

"Sekaligus untuk mengamankan masjid dari berbagai anasir jahat, seperti paham-paham yang hendak merusak NKRI melalu jalur keagamaan," tegas Kiai Mansur.

 

Senada, Ketua PBNU Bidang Dakwah KH Abdul Manan Ghani mengatakan Kiai Sholeh Qosim patut menjadi teladan. Dengan kepakaran di bidangnya, beliau terus bergerak membina para takmir. Oleh karena dedikasi dan keistikomahan beliau, LTM PBNU memberikan penghargaan.

 

"Selaku Ketua PBNU yang membidangi masjid dan dakwah, saya berharap pergerakan dan kiprah Kiai Sholeh Qosim menginspirasi para pengurus lain," ujar Kiai Manan.

 

Kiai Manan juga kembali mengatakan dorongan khasnya terkait keaktifan pengurus NU. "Ngapain jadi pengurus, kalau tidak ngapa-ngapain?" kata kiai Manan.

 

Menurutnya, Kiai Sholeh Qosim adalah muharrik NU. Ia tidak hanya sekedar menulis buku Tuntunan Shalat seperti Rasulullah, namun bahkan menerbitkan, membentuk tim untuk melaksanakan pelatihan bagi warga NU di seluruh Indonesia.

 

"Di samping itu, beliau telah memproses kepengurusan masjid-masjid agar bernadzir NU. Saat ini beliau juga sedang berupaya membentuk Pengurus Anak Ranting NU berbasis masjid. Gerakan ini akan menjadi percontohan di daerah-daerah lain," ujar Kiai Manan.


"Untuk itu, PBNU berterima kasih. Semoga Kiai Sholeh Qosim semakin semangat bergerak," tegasnya.

 

Secara terpisah Ali Sobirin, Wakil Sekretaris LTM PBNU, menyampaikan bahwa Kiai Sholeh Qosim memang sangat layak menjadi teladan dalam pergerakan. "Kiprah beliau sangat nyata. Beliau mengadakan pelatihan dengan sangat rutin. Yang membuat saya kagum adalah sistem penilaian dan administrasi pelatihannya sangat rapih dan tegas," kata Ustadz Also, sapaan akrabnya.

 

Menurut Ustas Also, Kiai Sholeh Qosim tidak hanya teladan dalam pergerakan, namun juga teladan dalam kebijaksanaan. "Beliau sangat ngayomi. Terhadap kami para pengurus junior, beliau sangat santun dan ngemong. Cara menegurnya sangat halus, dengan bertanya," kata Ali Sobiri.

​​​​​​​

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad