Nasional

KH Musthofa Aqil Siroj Jelaskan Bentuk Cinta Mbah Wahab terhadap Bangsa

Rab, 23 Juni 2021 | 00:00 WIB

KH Musthofa Aqil Siroj Jelaskan Bentuk Cinta Mbah Wahab terhadap Bangsa

KH Musthofa Aqil Siroj (Foto: khaskempek.com)

Jombang, NU Online 
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Musthofa Aqil Siroj menjelaskan bentuk cinta KH Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) terhadap bangsa. Pertama, kiai Wahab dalam berdakwah selalu mengedepankan kasih sayang tanpa memandang latar belakang.
 
Kiai Musthofa menceritakan saat Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah dibekali pandangan rububiyyah oleh Allah. Artinya, sikap nabi terhadap sesama manusia dan mahluk lainnya harus mengedepankan kasih sayang.
 
“Dan itu diterapkan kiai Wahab sehingga dengan siapapun kiai Wahab selalu mengedepankan kasih sayang tanpa memandang latar belakang suku, ras, agama,” kata kiai Musthofa dalam acara Haul ke-50 KH Abdul Wahab Chasbullah, Selasa (22/6) malam.
 
Kedua, dalam kehidupan sehari-hari kiai Wahab selalu menerapkan kebersamaan. Kiai Musthofa mencontohkan Nabi Muhammad sebagai guru yang sukses menciptakan murid dengan menerapkan maiyyah atau kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.
 
“Jadi kebersamaan nabi dengan para sahabat diteruskan oleh pesantren dan kiai dengan melebarkan sayapnya agar selalu bersama umat melalui NU, asas ini dikepakkan dulu oleh Kiai Wahab Chasbullah,” bebernya.
 
Ketiga, Kiai Wahab Chasbullah mengedepankan sikap al masalahatu amah wal manfaatu amah. Misalnya, dalam memimpin komite Hijaz sikap itu tidak bisa dimiliki oleh kiai lain. 
 
Kemudian ia berkisah tentang perjuangan kiai Wahab saat melobi raja Sa’ud di Hijaz ketika tersiar kabar makam Rasulullah SAW akan digusur. Menurut kiai Musthofa kalau tidak memiliki karomah tidak mungkin bisa dilakukan, sebab itu sebuah keputusan negara wahabi.
 
Kiai Musthofa mengungkapkan tujuan Kiai Wahab Chasbullah dalam mendirikan NU juga terlihat ketika Kiai Ridwan Abdullah diberi mandat untuk melukis lambang NU.
Selama tiga malam Kiai Ridwan tafakkur, tawassul kepada Sunan Ampel dan menjalankan shalat, dzikir dan wirid. Setelah jam 12 malam, kiai Ridwan melihat gambar jagad di langit. “Hal itu menandakan bahwa berdirinya organisasi NU untuk mengayomi orang sedunia,” tegasnya.
 
Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat itu berpesan kepada  siapapun yang khidmat ngladeni NU, ngladeni Kiai Wahab, hidupnya akan mulia. Karena menurutnya NU berasal dari Allah dan ini harus diyakini betul oleh warga NU.
 
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syamsul Arifin