KH Masdar: NKRI Harga Mati Omong Kosong Tanpa Pajak
NU Online · Senin, 12 Februari 2018 | 16:02 WIB
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar F Masudi mengajak segenap elemen bangsa untuk berpikir ulang soal tujuan substansial bernegara. Menurutnya, praktik bernegara itu bukan sekadar persatuan, tetapi pemerataan kesejahteraan yang diatur melalui mekanisme pendapatan dan belanja negara.
Demikian dikatakan Kiai Masdar F Masudi ketika membincang rencana penerbitan regulasi tentang optimalisasi penghimpunan zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) Muslim di Kantor PBNU, Jumat (9/2).
“NKRI harga mati, hanya bentuknya. Jangan sampai kita bicara legitimasi negara, tapi tidak bicara substansinya. Substansi negara itu ya pendapatan dan belanja,” kata Kiai Masdar kepada NU Online.
Baca: Ini Pandangan KH Masdar Masudi Soal Rencana Regulasi Zakat ASN Muslim
Ia mengatakan bahwa negara itu hakikatnya adalah sebuah kontrak atau akad. Kontrak itu tertuang dalam UUD. Biangnya undang-undang itu regulasi yang mengatur soal pendapatan dan belanja negara.
“Islam menawarkan konsep zakat ada akhdzu (pendapatan) ada tasharruf (belanja). Aksi nyata bernegara itu ya bayar pajak. Ini tujuan utama bernegara dalam Islam,” kata Kiai Masdar.
Program pemerintah yang lain omong kosong kalau pendapatan negara lewat UU pajak ini tidak jalan, tandas kiai alumnus Pesantren Tegalrejo Magelang dan Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Ia mengajak segenap pengurus NU di setiap tingkatan untuk menaruh perhatian dan mengawasi pendapatan dan belanja negara. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua