Jakarta, NU Online
Semua umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tanpa terkecuali. Hal tersebut sudah ditetapkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 183.
Puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa. Pasalnya, Allah Swt sangat mencintai ibadah menahan lapar, dahaga, dan melatih kesabaran kita dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari itu.
"Puasa merupakan Ibadah yang paling dicintai oleh Allah," kata Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin menjelaskan sebuah hadis dalam kitab Tanqihul Qaul melalui video yang diunggah oleh akun Instagramnya @kyai_marufamin pada Sabtu (11/5).
Setiap ibadah dan kebaikan sudah ditentukan pahalanya. Dalam sebuah hadits yang dibaca olehnya, disebutkan bahwa setiap kebaikan diganjar 10 kali sampai 700 kali lipat.
"Jadi tiap satu kebaikan dilipatgandakan oleh Allah menjadi sepuluh kali lipat sampai dengan 700 kali lipat," ucap Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Banten itu.
Namun tidak dengan puasa. Pahala ibadah tersebut tidak dibuka oleh Allah Swt. kepada siapa pun, bahkan para nabi dan malaikat.
"Kecuali puasa bahwasanya puasa itu hanya untuk-Ku dan Saya yang akan membalasnya,” ujar Kiai Ma’ruf menerjemahkan hadits tersebut.
Sebab, jelasnya, puasa itu ibadah yang hanya antara yang sedang melakukannya dan Allah Swt saja yang mengetahui. Tidak ada yang lain yang mengetahuinya.
"Antara orang puasa dan tidak puasa itu tidak bisa dibedakan," kata Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur itu.
Kiai Ma’ruf menjelaskan jika orang shalat nampak sedang rukuk, ataupun gerakan sujudnya. Pun dengan zakat, misalnya. Tentu ada mustahik, penerima zakat, yang jelas mengetahui kegiatan tersebut.
"Tapi puasa hanya kita dengan Allah. Kalaupun kita tidak berpuasa orang bisa tidak tahu kecuali Allah," pungkasnya. (Syakir NF/Kendi Setiawan)