Nasional

KH Ma'ruf Amin: Jauhi Khutbah Idul Fitri Bernuansa Politik Praktis

NU Online  ·  Rabu, 13 Juni 2018 | 13:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menghimbau kepada para khatib shalat Idul Fitri untuk menjaga kerukunan dengan menyampaikan ceramah yang bernuansa peningkatan keimanan, persaudaraan, bahaya terorisme, serta bahaya lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Lebih dari itu, Kiai Ma’ruf meminta kepada para khatib untuk menghindari khutbah-khutbah yang bernuansa politik praktis. Baginya, khutbah-khutbah seperti itu bisa memecah belah umat, terutama mereka yang memiliki pilihan politik beda.

“(kepada para khatib shalat Id untuk) Menjauhi tema-tema khutbah yang bernunsa dan bersuasana politik praktis yang bisa menimbulkan perpecahan umat Islam,” kata Kiai Ma'ruf di Kantor MUI di Jakarta, Selasa (12/6/2018). 

Rais ‘Aam PBNU ini berpendapat, perbedaan politik adalah sesuatu yang wajar. Sehingga hal itu tidak perlu dijadikan sebagai sesuatu yang bisa memecah belah persatuan umat.

“Perbedaan aspirasi politik jangan sampai jadi penyebab permusuhan kita anggap perbedaan sebagai biasa-biasa saja,” sambungnya.

Di tahun-tahun politik seperti saat ini, Kiai Ma’ruf juga berpesan agar masing-masing calon kepala daerah berkampanye secara positif, santun, dan tidak melakukan ‘kampanye hitam’.

“Dalam kampanye itu diharapkan dilakukan dengan santun jangan menjelekkan lawan politiknya,” jelasnya.

Pada 27 Juni nanti, ada 171 daerah yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah 2018. Mereka adalah 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. (Muchlishon)