Ahmad Naufa
Kontributor
Purworejo, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Achmad Chalwani mengungkapkan bahwa komponen keberhasilan doa tergantung tiga hal. Pertama, orang yang berdoa. Kedua, tempat berdoa. Ketiga, waktu berdoa.
āKalau orang hatinya bersih, berdoa langsung diterima oleh Allah swt,ā ungkap Kiai Chalwani dalam Halal Bihalal Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kabupaten Purworejo di Auditorium Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN), Senin (30/5/2022).
Kalau orang berdoa hatinya masih kotor, sambung Kiai Chalwani, perlu dibersihkan dulu hatinya, jangan keburu meminta yang macam-macam. āPadahal sudah ingin minta yang macam-macam, coba. (Misalnya) ingin honornya naik,ā selorohnya, diikuti tawa ratusan penyuluh agama.
Mursyid Tarekat Qadiriyyah/Naqasyabandiyyah itu menjelaskan, tempat ikut menentukan keberhasilan doa. āTempat-tempat yang mustajab, hanya ada di Makkah dan Madinah: Hijir Ismail, Maqam Ibrahim, Zam-zam, Shofa, Marwah, Raudlah (Madinah), Baabu Jibril (Madinah), dll,ā jelasnya.
Di luar kota suci umat Islam itu, sambungnya, tidak ada tempat yang mustajab, akan tetapi, ada saaāah-saaāah mustajabah (waktu-waktu yang mustajab).
āPertama, Nabi mengatakan, maa qubailal maghrib; menjelang magrib itu untuk berdoa mustajab,ā kata putra KH Nawawi itu.
Lalu ia mengungkapkan amalan di dalam Kitab Tanwirul Maāali, manaqib (biografi) pendiri Thariqah Syadziliyyah karya Simbah KH Dalhar bin Abdurrahman, Watucongol, Muntilan, Magelang. Dalam kitab itu, lanjutnya, Mbah Dalhar mengatakan: āBarangsiapa menjelang maghrib mau merutinkan baca Surat Al-Falaq tujuh kali, tiap-tiap hari, enggak pernah sepi dari rezeki.ā
āTolong teman-teman penyuluh, ini menjelang magrib baca Surat Al-Falaq. Insyaallah tidak sepi dari rezeki. Surat Al-Falaq. Bukan menjelang shalat maghrib, (tetapi) menjelang waktu maghrib,ā pintanya.Ā
āKedua, waktu yang mustajab, kata Nabi, maa baynal adzan wal iqaamah. (Waktu) di antara adzan dan iqamah, ini mustajab untuk berdoa,ā imbuhnya.
Kiai Chalwani pun menjelaskan tradisi Islam di Nusantara: setelah selesai adzan, orang berdoa bareng-bareng sambil menunggu pak kiai datang mengimami. āBiar tidak bosan memakai lagu, namanya pujian. Ā Tidak ada masalah, no problem. Pujian memakai lagu boleh, Al-Qurāan saja memakai lagu boleh, kok,ā tegasnya.
Sebagai argumentasi, ia pun mengutip hadits Nabi Muhammad riwayat Imam Bukhari: laysa minnaa man lam yataghanna bil Qurāaan (Bukan termasuk golonganku orang yang tidak mau melagukan Al Qurāan).
āIni hadits targhib, bukan tahkim. Maksudnya golonganku: āaku enggak sependapat kalau orang baca Qurāan enggak memakai lagu.ā Bukan berarti kalau enggak pakai lagu bukan umat Islam, enggak begitu. Ini hadits targhib,ā imbuhnya, memberi penjelasan.
āMaka penyuluh harus tahu: mana hadits tahkim, mana hadits targhib,ā pintanya.
Dalam kesempatan lain, Pendiri STAI An-Nawawi itu juga pernah membeberkan tiga waktu mustajab lain. NU Online kutipkan di sini untuk melengkapi.
Ketiga, maa baāda shalaatil maktubah, yaitu waktu setelah menegakkan shalat fardlu. āMaka setelah shalat berjamaah, jangan pergi dulu, berdoa setelah shalat. Namanya wiridan. Biar rutin, memakai guru, namanya tarekat (thariqah),ā kata sang mursyid.
Keempat, maa fi jaufillaili, yaitu malam hari setelah jam dua belas. Waktu itu, katanya, untuk berdoa mustajab.
Kelima, waqtazdihaami zaairiina fi maqaabiril auliyaā awil āulamaai, waktu ramai-ramainya orang berziarah di makam para wali atau para ulama. āItu untuk berdoa manjur. Makanya, kiai-kiai sering mengadakan rombongan ziarah Wali Songo,ā pungkasnya.
Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
PBNU Kembali Buka Beasiswa ke Maroko, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Sempat Alami Gangguan Jiwa karena Kecanduan Game, Pemuda KediriĀ Ini Hafal Al-Qur'an 30 Juz
3
NU Care-LAZISNU Purbalingga Berdayakan Ekonomi Seorang Guru Ngaji Penjual Dawet Ayu
4
MTQ Nasional XXX 2024: Inilah Lokasi, Tema, dan Logonya
5
Pahala Shalat di Hotel Makkah Dilipatgandakan seperti Keutamaan di Masjidil Haram
6
Jamaah Haji Tanpa Smartcard Tak Akan Bisa Akses Arafah, Muzdalifah, dan Mina
Terkini
Lihat Semua