Jakarta, NU OnlineĀ
Pengurus Kerukunan Keluarga Besar Sutan Syahi Alam Pohan (KKB-SSAP) periode 2017-2019 dilantik di Plaza Pupuk Kaltim Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Ahad (8/1).Ā
Tuanku Sutan Syahi Alam Pohan adalah Raja Barus ke-20. Barus tercatat dalam sejarah sebagai pelabuhan terpenting tempat masuknya agama Islam ke Nusantara. Tuanku Sutan Syahi Alam Pohan memerintah dalam kurun 1891-1925.Ā
Tuanku Sutan Syahi Alam Pohan adalah kakek dari pahlawan nasional dari kalangan NU, yaitu KH Sutan Zainul Arifin Pohan. Kiai Zainul adalah Arifin Pohan adalah Panglima Laskar Santri Hizbullah yang pernah menduduki kursi Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1953-1955). Kiai tersebut terkenal sukses menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955.
Acara itu dihadiri mantan Wakil Wali Kota Medan dan mantan Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah serta Direktur Utama Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman selaku tuan rumah. Pada pertemuan itu dibahas mengenai perlunya dibangun mesjid yang menyerupai Rumah Putih, istana Raja Barus yang kini sudah tidak ada lagi karena diterjang banjir pada 1953.Ā
Dalam sambutannya, sesepuh keluarga besar, Sofyan Siambaton mengingatkan kembali perlunya pelestarian sejarah nasional dan sejarah Islam di tanah air lewat pembangunan mesjid dan museum di tanah peninggalan Rumah Putih.
Sementara mantan Bupati Tapanuli Tengah Sukran Tanjung menyampaikan, nama KH Zainul Arifin sudah diabadikan sebagai nama jalan utama kota. Juga menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah. Namun, masih diperlukan kekuatan dasar hukum berupa pengesahan Perda.Ā
āDi sinilah diperlukan peran serta Kerukunan Keluarga Besar Sutan Syahi Alam Pohan untuk memberikan dukungannya merealisasikan Perda tersebut,ā katanya.Ā
Deddy Zulbadri selaku ketua umum terpilih memaparkan program kerja organisasi yang salah satunya adalah Pulang Basamo dalam rangka meninjau lokasi pembangunan kembali monumen sejarah di Barus.Ā
Deddy juga berharap organisasi tersebut dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait dalam upaya pelurusan dan pelestarian sejarah penting Barus. (Ario Helmy/Abduallah Alawi)