Ketum PBNU: Banyak yang Mengatasnamakan Islam Sebatas Nama
NU Online · Senin, 28 November 2016 | 01:37 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari mengungkapkan kalimat yang indah "Antara aku dan kalian terdapat ikatan rahasia di balik misteri semesta alam. Kita manusia dengan jiwa-jiwa yang saling mencinta sebelum Allah mencipta tanah Adam."
Menurut Kiai Said kalimat tersebut menunjukkan bahwa NU didirikan tidak semata-mata sebagai organisasi. Hal tersebut disampaikan Kiai Said dalam “Silaturahim dan Sarapan Pagi bersama Kapolri dan Ketum PBNU” di Halaman Gedung PBNU, Ahad (27/11) pagi.
“Kita kerap menjumpai banyak organisasi didirikan untuk pamrih duniawi, mengejar cita-cita kesejahteraan dan keselamatan di dunia. Tentu hal itu bukan sesuatu yang pasti buruk. Banyak organisasi punya cita-cita mulia, meski tetap saja pemberhentiannya adalah dunia. Akan tetapi NU, Nahdlatul Ulama ini, dengan sengaja dan sungguh-sungguh ingin mengejar keselamatan di dunia kini dan keselamatan di akhirat nanti,” kata Kiai Said.
Kiai Said meneruskan, kalimat pendiri NU itu juga menunjukkan adanya nilai-nilai yang sangat mendasar di balik semua tampilan duniawi ini. Kiai Said lalu mengajak hadirin untuk merenungkannya sejenak, sembari menggali relevansinya dengan peran sebagai muharrik, sebagai kader yang menggerakkan amaliyah-amaliyah NU baik sebagai jam'iyyah maupun jama'ah.
Hari-hari ini, lanjutnya, bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak hal yang di permukaan tampak sebagai kebenaran, namun hakikatnya belum tentu demikian. Begitu banyak kebenaran diucapkan, tapi yang dikehendaki sesungguhnyaadalah kebatilan. Betapa banyak orang mengaku dan mengatasnamakan Islam, namun kita justru melihat adanya gejala ismun bi laa musammaa, yakni gejala adanya perbedaaan antara nama dan yang dinamai.
“Simbol memang penting, tapi perjuangan yang hanya bersifat simbolik jelas menyesatkan. Karena itu saya merasa beruntung bisa hadir dalam majelis ini. Sebab salah satu cara untuk menghindari jebakan formalisme simbolik adalah dengan mengenali kenyataan hidup sehari-hari,” ungkap Kiai Said.
Ia juga mengatakan tidak ada yang lebih akrab dengan kenyataan sehari-hari ketimbang warga-warga NU di tingkat ranting. Hiruk-pikuk politik yang belakangan terjadi ini patut dipertanyakan kembali, apakah memang itu masalah kita yang sesungguhnya?
NU dianugerahi Allah kekayaan tradisi yang amat banyak. Khazanah tradisi yang amat kita cintai ini kerap disalahpahami sebagai kekolotan.
“NU ini mengurusi umatnya sejak sebelum lahir, ketika lahir, sampai meninggal, bahkan sesudah meninggal. Begitu banyak amaliah tradisi yang kita punya ini yang berperan besar mengencangkan ikatan-ikatan sosial, ikatan-ikatan kebangsaan, ikatan-ikatan kemanusiaan,” tegas Kiai Said. (Kendi Setiawan/Mahbib)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
Terkini
Lihat Semua