Husni Sahal
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengaku bangga kepada warga NU yang tengah belajar di negara-negara yang ada di Eropa. Meskipun mereka tinggal di Eropa, namun tetap memperjuangkan NU.
"(Nahdliyin di Eropa) ini luar biasa ini. Betul-betul jihad (memperjuangkan NU), betul-betul berjuang namanya ini. Bukan jihad dalam arti perang, bukan, betul-betul mempertahankan prinsip di manapun Anda berada," kata Kiai Said pada acara Halal Bihalal Nahdliyin se-Eropa dan Webinar, Ahad (14/6).
Kiai Said mendoakan Nahdliyin yang berada di Eropa supaya diberikan kekuatan oleh Allah guna mempertahankan, memperkuat, dan mengembangkan nilai-nilai Aswaja. Kiai Said menyakini bahwa Islam Aswaja-lah yang berada dalam koridor kebenaran, baik kebenaran dalam akidah, syariah, maupun muamalah.
Dalam hal akidah, Nahdliyin mengikuti Imam Abu Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi. Mereka berdua disebutnya telah menyelamatkan akidah umat Islam dari aliran yang meninggikan akal, yakni Mu'tazilah, dan dari aliran yang tekstual, yaitu khawarij.
Sementara dalam hal fiqih, Nahdliyin mengikuti empat imam mazhab, khususnya Imam Syafi'i. Kata Kiai Said, Imam Syafi'i dalam ber-istinbat (mengambil) hukum Islam dengan cara menggabungkan antara nash dan akal. Nash terdiri atas Al-Qur'an dan Hadits. Sementara akal terdiri atas ijmak dan qiyas.
Adapun dalam hal muamalah (berbangsa), Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim mewariskan semangat nasionalisme melalui jargon hubbul wathan minan iman (nasionalisme bagian dari iman). Mbah Hasyim merupakan ulama yang mencetuskan jargon hubbul wathan minal iman seusai bubarnya kekhalifahan Islam Turki Utsmani (Ottoman). Mbah Hasyim tidak menginginkan negara berdiri tanpa agama atau sekuler.
"Anda nasionalis harus beragama. Anda beragama, beriman kepada Tuhan harus beriman," katanya
"Maka nasionalisme di Indonesia itu bukan nasionalisme sekuler, bukan nasionalismenya Ernest Renan, tapi nasionalisme ulama yang beriman, yang taat agama, sampai menggabungkan, mengintegralkan antara teologi dan nasionalisme: semangat kebangsaan sama dengan semangat beragama," imbuhnya.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
4
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
Terkini
Lihat Semua