Ketum PBNU Ajak Masyarakat Tingkatkan Kebersamaan dan Kerukunan
NU Online · Jumat, 13 November 2020 | 12:40 WIB

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj Indonesia mengataka Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah yang sangat kental dengan kesukuannya. (Foto: NU Online)
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan bahwa misi Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini adalah menyempurnakan dan memperbaiki akhlak. Inti dari akhlak menurut Kiai Said adalah khusnul mu’asyarah, yakni membangun kebersamaan yang baik antar individu.
Terkait dengan membangun kebersamaan ini menurutnya, di Indonesia sudah mapan dan tidak ada masalah. Hal ini ditunjukkan dengan sudah tidak adanya sekat antar suku walaupun terkadang sedikit muncul sekat terkait agama. Dalam kehidupan perkantoran, organisasi masyarakat, partai, klaster perumahan, hingga pernikahan antar suku bisa dilakukan di Indonesia.
Indonesia lanjut Kiai Said, lebih baik jika dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah yang sangat kental dengan kesukuannya. Terlihat dari bagimana pemimpin walaupun memiliki partai, namun harus didukung oleh sukunya.
"Sampai hari ini fanatisme kesukuan masih menjadi masalah besar di Timur Tengah," ungkap Kiai Said pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta, Kamis (12/11).
Kondisi di Indonesia yang sudah kondusif ini menurutnya tinggal dirawat dan ditingkatkan lagi. "Tugas kita semua sebagai kekuatan civil society, NU, Muhammadiyah menjaga, merawat, meningkatkan yang sudah kita warisi dari leluhur dan selesai jadi satu bangsa yang mapan. Perbedaan suku sama sekali tidak masalah," tambah Kiai Said.
Selain dengan PBNU, MoU yang dilakukan oleh Kemenko PMK ini juga melibatkan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Forum Rektor Indonesia (FRI), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). MoU ini berisi tentang komitmen kerja sama empat tahun antara kedua belah pihak dalam upaya meningkatkan pembangunan manusia dan kebudayaan melalui penguatan revolusi mental pada berbagai kegiatan di lingkungan organisasi dan masyarakat.
Menko PMK Muhadjir Effendy menegaskan, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) tidak mudah diterjemahkan dalam gerakan-gerakan riil tanpa dukungan kekuatan dari organisasi kemasyarakatan. "Kerja sama ini agar keterlibatan masyarakat bisa betul-betul nyata dan terealisasi," jelasnya.
Ia menilai empat organisasi besar ini memiliki banyak massa dan juga ruang lingkup yang luas yang tersebar di hampir seluruh daerah di Indonesia.
"Revolusi mental itu simpelnya perubahan dari yang belum baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik. Saya kira itu yang menjadi tujuan dan empat organisasi ini sudah sangat representatif," ucap Muhadjir.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua