Ketua Umum PBNU Hadiri Wisuda IV STAINU Jakarta
NU Online · Selasa, 29 September 2015 | 19:57 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siroj berkesempatan menghadiri dan memberikan sambutan dalam acara Wisuda IV Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta, Selasa (29/9) di Gedung Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta Timur.<>
Dalam sambutannya, Kang Said, sapaan akrabnya menegaskan kepada para wisudawan dan wisudawati, bahwa akhir masa studi di perguruan tinggi bukan akhir dari sebuah pencarian ilmu.
Kiai asal Kempek, Cirebon ini juga menyatakan, agenda Nahdlatul Ulama masih sangat banyak dalam upaya mewujudkan kemaslahatan umat di berbagai bidang kehidupan, bukan hanya bidang agama, tetapi sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, terutama pendidikan, dan bidang-bidang penting lainnya.
“Saya melihat kesemua itu merupakan tantangan besar bagi para sarjana Nahdlatul Ulama agar setelah lulus segera berkiprah semaksimal mungkin dalam mewujudkan kemaslahatan di tengah masyarakat,” ujar Kang Said.
Kang Said juga menegaskan kembali tentang upaya PBNU untuk penetapan Hari Santri yang diusulkan tanggal 22 Oktober kepada Presiden Jokowi. “Sebagian ormas Islam telah menyatakan dukungannya terkait penetapan Hari Santri ini,” ungkapnya.
Magister Islam Nusantara
Dalam kesempatan ini, Kang Said juga berharap kepada para lulusan Pascasarjana Program Magister Kajian Islam Nusantara pertama STAINU Jakarta agar terus aktif melakukan kajian dan pengembangan konsep Islam yang digagas oleh Nahdlatul Ulama ini.
Wisuda Ke-4 ini, STAINU Jakarta berhasil mencetak lulusan pertama Magister Islam Nusantara sebanyak 45 orang.
Ketua STAINU Jakarta, Syahrizal Syarif, PhD menegaskan, para Magister Humaniora (M.Hum) Islam Nusantara ini digembleng dengan sederet mata kuliah khas keislaman ala Nusantara yang lebih menekankan sikap inklusivitas. Banyak penelitian Tesis yang mengangkat fenomena khas keislaman Nusantara yang selama ini kurang terekspos dengan baik.
“Tesis-tesis Magister Humaniora Islam Nusantara STAINU Jakarta diharapkan menjadi saldo khazanah keilmuan Islam Nusantara. Terlebih tesis-tesis tersebut telah berhasil dipertahankan secara ilmiah,” paparnya. (Fathoni)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
Terkini
Lihat Semua