Nasional

Ketua Inkopsim Ingin Harga Jagung yang Wajar

NU Online  ·  Kamis, 31 Januari 2019 | 15:30 WIB

Ketua Inkopsim Ingin Harga Jagung yang Wajar

Ketua Umum Inkopsim saat menghadiri rapat Kemenkop dan UKM RI dengan pengusaha Korea

Jember, NU Online
Ancaman anjloknya harga jagung cukup menggelisahkan petani. Sebab produksi jagung yang melimpah terancam tidak terbeli menyusul keengganan para peternak dan pabrik pakan ternak untuk membeli jagung dengan harga wajar.

“Harga wajar itu sekitar Rp. 4.500 perkilogram jagung pipil kering. Dengan harga segitu petani jagung sudah untung meski sedikit,” tukas Ketua Umum Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim), HM Al Khaqqoh Istifa kepada NU Online di sela-sela kunjungannya ke Jember, Jawa Timur, Rabu (30/1).

Menurutnya, saat ini pabrik pakan ternak menawar harga jagung pipil kering di bawah Rp. 4.000. Harga tersebut termasuk ongkos kirim ke gudang pabrik pakan ternak.  Dengan harga tersebut, jelas petani rugi karena ongkos produksinya cukup tinggi.

“Ironis. Katanya saat ini pasokan jagung kurang. Tapi setelah jagung ada, mereka tidak mau beli dengan alasan ini dan itu,” keluhnya.

Gus Khaqqoh, sapaan arkabnya, menambahkan,  jika pabrik pakan ternak tetap bersikukuh dengan harga di bawah Rp. 4.000/kilogram, posisi petani benar-benar sulit. Sebab, bulan-bulan ini jagung sudah panen. Dikatakannya, saat ini saja petani jagung di bawah binaan Inkopsim  menghasilkan jagung sebanyak 60 ton perhari.

“Apalagi bulan Februari ini, wilayah Bojonegoro dan sekitarnya akan panen raya. Itu berarti jagung  akan melimpah ruah. Dan bisa dipastikan harga  jagung tidak beranjak dari tawaran itu (di bawah Rp.4.000).  Itu artinya petani akan terus merugi. Sepertinya ini sudah dikondisikan agar petani jagung  jatuh,” urainya (Red: Aryudi AR).