Nasional

Ketika Siswa MTs Ma’arif Pontianak Kocok Perut Hadirin di Pembukaan KSM

NU Online  ·  Selasa, 23 Agustus 2016 | 16:00 WIB

Ketika Siswa MTs Ma’arif Pontianak Kocok Perut Hadirin di Pembukaan KSM

Siswa MTs Ma'arif Pontianak.

Pontianak, NU Online
Pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-5 tahun 2016 di Pontianak Convention Center, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (23/8) dimeriahkan oleh 6 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif NU Pontianak. Pasalnya, mereka menampilkan tradisi Tundang (pantun kendang), membawakan pantun dengan bahasa indah dan lucu sehingga cukup mengocok sekitar 865 peserta KSM dan undangan yang hadir.

Tundang dibawakan oleh siswa MTs Ma’arif Pontianak setelah sambutan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan penampilan berbagai tarian tradisional Melayu dan Kalimantan yang dibawakan oleh siswa dan siswi MI Teladan Pontianak, MTsN 2 Pontianak, dan MAN 1 Pontianak. 

Dalam membawakan Senin Tundang ini, 6 siswa yang kompak mengenakan baju tradisional Melayu berwarna hijau dengan sarung warna kuning melingkar di pinggang ini masing-masing mempunyai peran. Tiga siswa menabuh kendang kecil, 1 orang memainkan alat musik kecrek, 1 orang menabuh kendang besar, dan 1 orang membawakan pantun. Dengan kata lain, 5 orang memainkan alat musik dan 1 orang berpantun.

Siswa bernama Arief sang pembawa pantun mampu menyihir ratusan hadirin yang memadati Gedung Serba Guna Pontianak Convention Center (PCC). Diiringi kendang bertalu-talu, ia dengan logat khas Pontianak mengocok perut hadirin dari setiap bait-bait pantun yang dibacakannya. Cucuran keringat dan peluhnya dari hasil energi yang dikeluarkan saat membaca pantun menambah kocak penampilannya.

Satu per satu baris dan bait pantun yang dibawakannya menyapa hadirin, Menteri Agama, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, dan Kepala Kanwil Kemenag Kalbar dengan bahasa teratur dan mimik menggemaskan.

Pada hari ini, saye sungguh bahagie, tampil depan anda be panton dan bergaye
Banyak cewe’-cewe’ yang meratikan saye, saye jadi takot kalau bale’ dikejarnye
Baruga sebentar, dah banyak ngajak kenalan, bahkan ada cewe’ sampai minta tanda tangan
Itulah akibat, muke macam Sharukh Khan, hidop jadi susah, sana’ sini’ jadi rebotan.

Kompetisi sains, madrasah memang perlu, biar kite bisa jadi negara maju
Daripada ngumpol-ngumpol ta’ tentu rudu, Bagoslah bersaing dalam menuntot ilmu 

Bunyi beberapa baris pantun tersebut merupakan sebagian yang dibacakan oleh Arief dari 17 halaman dalam ukuran buku saku berisi baris-baris pantun. Paduan Seni Tundang ini makin menemukan keselarasan karena diiringi tari-tarian dari 5 pemain musik yang mengiringi pembaca pantun. Tepuk tangan meriah diberikan hadirin ketika keenam siswa tersebut mengakhiri penampilan mempesonanya. (Fathoni)