Nasional

Ketika Habib Luthfi dan Habib Quraish Shihab Satu Panggung

NU Online  ·  Sabtu, 17 Maret 2018 | 12:45 WIB

Ketika Habib Luthfi dan Habib Quraish Shihab Satu Panggung

Habib Luthfi dan Habib Quraish. (Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Ribuan jamaah seperti biasanya memadati pengajian rutin Jumat Kliwon yang digelar Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan pimpinan Habib Muhammad Luhtfi bin Yahya pada Jumat, (16/3) di Pekalongan, Jawa Tengah.

Namun, antusiasme jamaah meningkat ketika Pakar Tafsir Indonesia Habib Muhammad Quraish Shihab yang didampingi adiknya Habib Alwi Shihab hadir untuk mengikuti shalawat dan dzikir di Kanzus Sholawat.

Usai khusyu mengikuti dzikir dan shalawat yang bacakan secara berjamaah, Prof Quraish didaulat memberikan taushiyah oleh panitia. Dalam ceramahnya itu, penulis Kitab Tafsir Al-Misbah ini menjelaskan esensi dzikrullah.

“Dzikir adalah sesuatu yang diucapkan oleh lidah dan diingat oleh pikiran. Apa yang terlintas di pikiran, itulah yang diingat oleh hati. Yang sempurna adalah yang disebut sekaligus diingat,” ujar Prof Quraish Shihab mengawali taushiyahnya.


Habib Luthfi dan Habib Quraish Shihab di Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan, Jumat (16/3).

Penulis buku Membumikan Al-Qur’an ini menerangkan, dzikrullah bukan hanya ucapan-ucapan dan lintasan pikiran yang mengingat Allah.

“Tetapi segala sesuatu yang anda kaitkan dengan Allah, itu dzikrullah,” tutur pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini.

Sementara itu, Habib Luthfi dalam kesempatan yang sama mengatakan, dengan berjalannya dzikir rutin ini, ia berharap jamaah bisa mencapai ketenangan hati (tathma’inul qulub) dan semoga meraih qalbun salim (hati yang selamat).

“Di dunianya akan mencapai tathma’inul qulub, di akhiratnya akan mencapai qalbun salim,” ujar Rais Aam Jam’iyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) ini.

Dalam taushiyah tersebut, kedua tokoh nasional itu berbagi waktu. Jamaah terlihat tenang dan khusyu menyimak. Sesekali lontaran materi disisipi humor segar.

Meskipun ceramah kedua habib tersebut tidak terlalu panjang, namun materi yang disampaikan substansial dan mendalam. (Fathoni)