Nasional

Ketika Gus Mus Pikul Keranda Jenazah Sang Istri

NU Online  ·  Jumat, 1 Juli 2016 | 17:18 WIB

Ketika Gus Mus Pikul Keranda Jenazah Sang Istri

Foto dari Twitter @GpAnsorBlora

Rembang, NU Online
Tak hanya saat masih hidup bersama, kesetiaan dan kemesraan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) terhadap Nyai Hj Fatma juga ditunjukkan ketika mengantarkan jenazah istrinya tersebut ke tempat peristirahatan terakhir.

Dengan wajah yang sangat tenang KH Ahmad Musthofa Bisri memanggul keranda jenazah sang istri meski ribuan pelayat sudah siap untuk memikul Nyai Hj Fatma. Gus Mus yang menggotong langsung keranda itu bersama anak, cucu, serta menantunya berangkat dari rumah duka, Jalan KH Bisri Musthofa, Jumat (1/6), sekitar pukul 13.17 WIB.

Sebelumnya Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang tak lain adalah keponakan Gus Mus memberikan pengantar atas pelepasan Nyai Hj Siti Fatma. Saat pelepasan terlihat juga sejumlah tokoh nasional yang takziah di antaranya Emha Ainun Najib (Cak Nun) dan istri mendiang Gus Dur Nyai Hj Sinta Nuriyah beserta para putrinya.

Jenazah Nyai Hj Siti Fatma dikebumikan di dekat makam KH Bisri Musthofa dan Nyai Hj Ma'rufah mertuanya dan juga kerabat yang lain di Desa Kabongan Kidul, Rembang, Jawa Tengah. Istri Gus Mus meninggal dunia Kamis (30/6), dalam usia ke-66 setelah menjalani perawatan di RSUD Rembang lantara sesak napas.

Di rumah duka dan kompleks makam almarhumah tampak puluhan karangan bunga, antara lain dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, keluarga besar Presiden RI Joko Widodo, dan sejumlah menteri di Kabinet Kerja serta beberapa ketua umum partai politik.

Melalui akun facebooknya, Gus Mus mengatakan, kurang lebih 16.200 hari ia hidup bersama Nyai Hj Siti Fatma dan hampir tak pernah berpisah. “Tapi bagaimana lagi, yang memanggil dan mengambilnya adalah Pemiliknya sendiri. Pastilah Dia jauh lebih menyayanginya,” tuturnya.

Mustasyar PBNU ini juga menyampaikan terima kasih kepada semua kawan dan handai taulan yang telah menyampaikan simpati, tasliah, dan doa baik berkenaan berpulangnya istri tercinta. “Kami tak akan melupakannya insyãAllah. Semoga Allah sendiri yang akan membalas kebaikan Anda sekalian itu dengan pahala yang berlipat ganda. JazãkumuLlãhu ahsanal jazãa,” kata Gus Mus. (Ahmad Asmui/Mahbib)