Jakarta, NU Online
Ketua Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) Abdulhamid Dipopramono mengungkapkan, gelaran Pemilukada DKI Jakarta menimbulkan ribuan penyebaran hoax dan SARA, terutama pada putaran pertama.
Dia mengungkap, berdasarkan data laporan pengaduan konten negatif yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Januari laporan yang masuk tentang hoax mencapai (5.070), SARA (5.144), Februari hoax (658), SARA (1.650), Maret hoax (111), SARA (561), April hoax (25) dan SARA (266).
“Jadi kenapa SARA dan hoax bisa tinggi di Januari saya menduga ada kaitannya dengan Pilkada. Ternyata setelah Februari turun, padahal Januari mencapai 5 ribu,” ujar Abdulhamid Dipopramono saat menjadi pembicara diskusi yang digelar KIP bertema Lawan Hoax dengan Keterbukan Informasi di Jakarta, Senin (22/5).
Dalam kaitan tersebut, Hamid menegaskan bahwa keterbukaan informasi menjadi langkah penting dalam menangkal penyebaran hoax. Sebab itu menurutnya, keterbukaan informasi menjadi penting dijalankan oleh lembaga publik.
“Badan publik tidak bisa pasif, padahal keterbukaan publik bukan kewajiban, tapi suatu kebutuhan dari badan publik. Tujuannya untuk merebut panggung yang semakin dikuasai oleh informasi yang tidak terverifikasi,” tegas Hamid.
Berdasarkan data laporan pengaduan konten negatif yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selain hoax dan SARA, juga mengenai pornografi pada rentang Januari mencapai (308), Februari (2.348), Maret (2.715) dan April (364).
Radikalisme dan terorisme eskalasinya yaitu Januari (255), Februari (27), Maret (26), April (28). Penipuan online Januari (80), Februari (334), Maret (87), April (48). Kekerasan Januari (2), Februari (5), Maret (20), April (8). (Fathoni)