Nasional

Kenangan Gus Mus tentang Sosok Gus Im yang 'Misterius'

Sab, 1 Agustus 2020 | 08:09 WIB

Kenangan Gus Mus tentang Sosok Gus Im yang 'Misterius'

KH Hasyim Wahid (Gus Im).

Jakarta, NU Online

Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengenang KH Hasyim Wahid (Gus Im) sebagai sosok yang ‘misterius’. Hal itu berbanding terbail dengan kakak bungsunya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai sosok yang popluer dan terbuka.

 
“Sama-sama putera Pahlawan Nasional, sang kakak putera sulung dan sang adik putera bungsu. Keduanya sama-sama memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sang kakak populer dan terbuka, sang adik tak suka menonjol dan 'misterius',” kata Gus Mus, Sabtu (1/8) lewat instagramnya, @s.kakung.


Gus Mus mengungkapkan bahwa ia pertama kenal dengan Gus Im justru dikenalkan oleh sang kakak, Gus Dur. Waktu itu setiap ketemu, Gus Mus melihat sang adik selalu tampil perlente, dengan rambut kribo, berdasi, dan menenteng aktentas yang tampak mewah.


“Ketika aku bertanya tentang kegiatannya, sang kakak menjelaskan, seperti sambil lalu, bahwa adik bungsunya itu pengusaha dan berkantor di salah satu hotel berbintang,” tulis Gus Mus.


Syahdan, kata Gus Mus, kemudian sang adik tiba-tiba menghilang seperti di telan bumi. Setelah beberapa tahun, muncul kembali dengan penampilan yang sangat berbeda.


“Ketika aku diajak sang kakak berkunjung ke rumah adik bungsunya itu, aku betul-betul tercengang. Sang adik hanya memakai kaus oblong dan sarungan sekenanya. Sikapnya kepadaku pun berbeda,” ucap Gus Mus.


Kalau dulu, lanjutnya, seperti umumnya pengusaha, terkesan acuh tak acuh kepada orang biasa, sekarang begitu ramah dan semanak sebagaimana kakaknya. Bicaranya kelihatan seperti seorang Sufi yang arif.


Demikianlah singkat cerita, imbuh Gus Mus, sementara sang kakak menjadi tokoh yang menjadi pusat perhatian di mana-mana, sang adik justru seperti bersembunyi dengan kegiatan-kegiatan yang hanya diketahuan kalangan terbatas. Memang pernah muncul di hiruk-pikuknya perpolitikan nasional, namun cuma sebentar.


Dan yang mungkin tak diketahui oleh banyak orang, kata Gus Mus, tokoh 'misterius' yang sempat dijuluki pengamat Internasional ini, pernah menulis Antologi puisi berjudul "Bunglon" yang dahsyat dan saat peluncurannya di TIM mengejutkan kalangan seniman yang tidak menyangka bahwa tokoh ini juga menguasai bidang seni seperti kakaknya.


“Hari ini, setelah 11 tahun kepergian kakak sulungnya (KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur) dan kemudian 2 orang kakaknya yang lain (Nyai 'Aisyah Wahid dan KH. Sholahuddin wahid alias Gus Sholah), rahimahumuLlãh, sang adik bungsu (KH. Hasyim Wahid alias Gus Im) menyusul pulang kerahmatuLlãh. Innã liLlãhi wa innã liLlãhi rãji'űn,” ucap Gus Mus.

 

“Selamat jalan, Gus Im. Selamat bergabung dengan saudara-saudara dan para leluhur dalam naungan kasih-sayangNya. Al-Fatihah,” tandasnya.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan