Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) H Lukman Hakim Saifuddin mengaku prihatin atas data yang diterima dari hasil penelitian Kementerian Agama (Kemenag) tentang angka perceraian yang semakin meningkat. Persoalan tersebut langsung menyita perhatian Kemenag agar lebih memberikan wawasan secara massif dan terstruktur tentang keluarga kepada generasi muda yang memasuki usia pernikahan. Dengan demikian pasangan yang akan menikah memahami tentang keluarga yang akan dijalani.
"Apa itu keluarga? Kenapa kita harus membangun keluarga? Bagaimana relasi hubungan suami istri, suami terhadap istri, istri terhadap suami. Bagaimana relasi orang tua terhadap anak, bagaimana orang tua mempersepsikan anak, konsepsi anak menurut orang tua itu apa," katanya saat menyampaikan sambutan pada acara halaqah yang diselenggarakan atas kerja sama Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) dengan Kementerian Agama RI di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4).
Oleh karena itu, sejak tahun 2017, Kemenag mulai menggarap secara serius dengan melibatkan sebagian pengurus LKK PBNU secara lebih masif dalam memberikan pendidikan kepada generasi muda yang masuk usia pernikahan.
"Mbak Ida (Ketua LKK PBNU) perlu bangga karena banyak kader LKK yang kontributif tidak hanya menyiapkan desain, kurikulum pendidikan pra nikah ini, tapi juga bagaimana mendesain pelatihannya," ujar pria kelahiran Jakarta itu.
Keseriusan dalam menyikapi masalah perceraian itu dilanjutkan dengan melatih sejumlah tenaga yang nantinya menjadi pelatih di daerah masing-masing agar terwujudnya pendidikan keluarga yang lebih masif dan terstruktur.
Pada kesempatan itu, ia mengaku senang terhadap LKK PBNU yang mempunyai kepedulian atas persoalan keluarga.
"Maka memang keluarga inilah yang harus menjadi fokus kita bersama untuk bagaimana kita bisa lalu harapannya masyarakat bisa terbangun dan kemudian bangsa ini secara keseluruhan bisa memiliki ketahanannya di semua bidang sektor kehidupan," jelasnya. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)