Nasional

Kemenag Jadikan Indonesia Pusat Belajar Islam

NU Online  ·  Rabu, 11 April 2018 | 15:45 WIB

Jakarta, NU Online 
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia H Kamaruddin Amin mengaku terus berupaya agar Indonesia menjadi salah satu pusat tempat belajar tentang Islam, baik bagi Muslim atau non-Muslim. 

"Harus menjadi tujuan, harus menjadi destinasi, atau tempat orang-orang Islam dan non Islam belajar dan melakukan penelitian tentang Islam karena kita punya wawasan banyak sekali," katanya pada acara penyerahan Surat Keputusan (SK) izin penyelenggaraan program S3 Unusia Jakarta di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (11/4) siang.

(Baca: Unusia Jakarta Siap Lahirkan Doktor Islam Nusantara Pertama)

Menurut Kamaruddin, Indonesia bukan hanya negara dengan warganya yang menganut agama Islam terbesar di dunia, melainkan juga memiliki banyak lembaga pendidikan Islam. 

Pria yang juga Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar itu memaparkan tentang jumlah dosen, pelajar dan lembaga pendidikan baik negeri atau swasta, termasuk pesantren yang terdaftar di Kementerian Agama. 

Menurutnya, terdapat sekitar 32 ribu dosen, lebih dari 700 perguruan tinggi, 1 juta mahasiswa, 72 ribu madrasah, 10 juta siswa-siswi, dan 30 ribu pesantren. "Tidak ada negara mana pun yang mempunyai perguruan tinggi sebanyak itu," ujarnya. 

Jumlah yang banyak tersebut, katanya, tidak terlepas dari kontribusi masyarakat dalam upaya membangun pendidikan. "Indonesia termasuk negara yang paling besar partisipasi masyarakatnya," ujarnya. 

Kontribusi masyarakat yang besar tersebut tidak terjadi di negara-negara lain, baik di negara yang ada di eropa maupun di timur tengah. 

Pada penyerahan SK Program S3 tersebut disaksikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Ketua PBNU H Robikin Emhas, Bendahara Umum H Ing Bina Suhendra dan sejumlah dosen Unusia Jakarta. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)