Nasional

Kemenag Harapkan Madrasah Bisa Jadi Episentrum Bangunan Peradaban

Sel, 4 April 2023 | 16:00 WIB

Kemenag Harapkan Madrasah Bisa Jadi Episentrum Bangunan Peradaban

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani saat mengisi acara pada Konsinyering Project Management Unit yang diinisiasi oleh Kementerian Agama di Jakarta, Senin (3/4/2023). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Madrasah Reform).

Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani berharap agar madrasah mampu menjadi episentrum dari sebuah bangunan peradaban. Konteks madrasah sebagai bangunan peradaban ini, dimaksudkan untuk memenuhi janji dari konstitusi, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Konsinyering Project Management Unit (PMU) bersama Provincial Coordinating Unit (PCU). Kegiatan tersebut diinisiasi Kementerian Agama dengan dukungan dari Bappenas dan Bank Dunia dengan target utama peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah. Kegiatan ini digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/4/2023).

 

“Ini bukan sekadar panggilan konstitusi tetapi panggilan yang memang lahir dari keinginan besar kita untuk menciptakan peradaban manusia yang lebih baik khususnya untuk komunitas bangsa Indonesia sehingga madrasah reform ini nantinya mampu menciptakan madrasah-madrasah yang menjadi episentrum dari sebuah bangunan peradaban,” kata Dhani, sapaan akrabnya.

 

Dalam kegiatan bertajuk ‘Islam dan Peradaban: Masa Depan Pendidikan Islam’ itu, ia juga mengungkapkan bahwa membangun sebuah peradaban sama dengan menilik sebuah pembangunan peradaban, yang meliputi pembangunan infrastruktur, bangunan rumah, hukum syariat, dan lain sebagainya.

 

“Kalau bicara tentang peradaban maka pendidikan bukan segalanya. Tapi, juga perlu diingat bahwa peradaban tanpa pendidikan bukan apa-apa,” ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, peradaban dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. “Kita meyakini setiap pertumbuhan peradaban selalu bergandengan dengan pendidikan,” jelasnya.

 

Sehingga, dukungan dari pihak-pihak yang fokus terhadap isu ini menurutnya sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang selaras dengan visi peradaban. Dalam hal ini, NU sebagai rujukan pembangunan peradaban.

 

“Hari ini kita berharap betul dari Ketum PBNU untuk memperoleh pencerahan arah dan orientasi peradaban Islam dan peradaban yang kemudian kita usung sebagai salah satu nilai dalam madrasah reform,” ucapnya.

 

Menambahkan soal madrasah, ia mengatakan bahwa reformasi madrasah menyadarkan pada sebuah keinginan besar bahwasanya definisi madrasah sesungguhnya adalah sekolah umum yang memiliki keunggulan dalam bidang agama.

 

“Kalau madrasah didefinisikan sebagai sekolah itu adalah sekolah umum yang memiliki keunggulan dan agama,” kata Dhani.

 

Sementara itu, berbicara soal peradaban, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bahwa peradaban tradisional yang sudah terlanjur mapan tersebut berlanjut dalam penerapan kurikulum yang konteks dasarnya masih merujuk pada wawasan dari abad pertengahan.

 

“Semua itu membekas sedemikian rupa sehingga membuat kita gagap dalam menghadapi berbagai macam tuntutan masa kini karena bayang-bayang dari paradigma tradisional yang sudah begitu mapan,” jelas Gus Yahya.

 

“Saya melihat di dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam konten pendidikannya kurikulumnya bahan ajarnya itu masih bahan ajar dari abad pertengahan termasuk proses mengenai persepsi tentang kelompok-kelompok yang berbeda.” tambah dia.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi