Nasional

Keagungan Syekh Abdul Qodir Jailani Qs.

Sab, 10 Juni 2017 | 02:03 WIB

Ulama-ulama besar mengakui keagungan Syekh Abdul Qodir. Imam Adz-Dzahabi, seorang ahli tafsir terkemuka menyebutkan, karomah Syekh banyak dan jelas. Ibnu Rajab, ahli hadits madzhab Hambali yang salah satu bukunya saya terjemahkan menjadi, "Setahun Bersama Nabi" (diterbitkan Pustaka Hidayah, sekitar 1000 hlm.) menyebut Syekh sebagai teladan orang-orang ma'rifat, pemimpin para syekh dan dikaruniai maqam dan karomah. Imam Al-'Izz bin Abdussalam, ulama besar madzhab Syafi'i menyatakan,"Tidak ada karomah yang dinukil kepada kami secara mutawatir, kecuali karomahnya Syekh Abdul Qodir Jailani."

Salah satu karomah Syekh yang paling menarik bagi saya adalah namanya terus disebut, didoakan, dan dibaca dalam tawasul sampai sekarang oleh jutaan umat Islam di berbagai belahan dunia. 

Kalau sejarah Rasulullah disebut siroh dan dirujuk serta diteladani oleh umat Islam, maka sejarah hidup Syekh Abdul Qodir Jailani sebagai keturunannya disebut manqobah (jamaknya ialah manakib). Manakibnya menjadi alat ukur perkembangan spiritual para Salik (orang yang ruhaninya berjalan menuju Allah).

Syekh Abdul Qodir Jailani pernah bertanya kepada gurunya, yaitu Syekh Hammad Ad-Dabbas karena di tempat khalwat gurunya setiap malam terdengar dengungan keras seperti lebah. 

Syekh Dabbas menjawab,"Aku memiliki sekitar 12.000 murid. Setiap malam aku menyebut nama mereka satu per satu. Aku bantu permohonan hajat mereka kepada Allah. Kita doakan agar mereka tidak melaksanakan maksiat yang direncanakannya serta mudah-mudahan selalu takut dan bertaubat kepada Allah."

Subhanallah, betapa besar cinta dan pengorbanan seorang mursyid kepada para muridnya. Sebagai murid, khidmah dan pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuk menyukseskan program dan visi Syekh Mursyid kita?

Syekh Abdul Qodir Al-Jilani mendapat doa dari gurunya. Umar Al-Halawy, salah seorang murid Syekh Abdul Qodir Al-Jailani berkelana bertahun-tahun. Ketika pulang, ia ditanya oleh Syekh Hammad Dabbas (guru Syekh Abdul Qodir).

"Kemana saja selama ini kalian berkelana?"

Umar menjawab,"Aku mengelilingi Mesir hingga Maghrib dan aku berjumpa dengan 360 wali Allah. Mereka semua berkata,"Syekh Abdul Qodir Jailani adalah syekh dan pemimpin kami."

Terima kasih kepada Dr. Ajid Thohir yang menulis disertasi tentang kitab Manakib Syekh Abdul Qodir Al-Jilani. Disertasi beliau menjadi salah satu dari enam disertasi terbaik yang diterbitkan Kemenag tahun 2011 (486 hlm). 

Tulisan ini hadir merujuk disertasinya tersebut. Semoga makin banyak orang yang mengkaji dan mengenalkan karya dan pemikiran ulama dan sufi, di samping mengamalkan ajaran dan awradnya. Amin. (Rojaya, Ketua Prodi Ilmu Tasawuf Fakultas Dakwah IAILM Pondok Pesantren Suryalaya)