Katib PBNU: Indonesia Untung Punya Pesantren dan NU
NU Online · Senin, 15 April 2013 | 12:36 WIB
Demak, NU Online
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren merupakan lembaga tertua yang dimiliki Nahdlatul Ulama, ia sebagai pencetak kader bangsa dan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan dan ilmu agama sejak zaman penjajahan hingga Indonesia merdeka seperti sekarang, <>
“Pesantren itu lembaga paling tua dalam pencetak kader akhlaq anak bangsa mulai merebut kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.”
Demikian disampaiakan Katib Syuriyah PBNU KH Muhammad Musthofa Aqil dari Kempek Cirebon Jawa Barat pada acara haflah khotmil Qur’an dan haul akbar KH Raden Muhammad bin Syech Mafduz At - Tarmasie di pesantren Busytanu Usyaqil Qur’an Betengan Demak Jl.Sunan Kalijaga no.35 Betengan Demak 59511, Sabtu (13/4).
Pengasuh pesantren Al-Gadzier Kempek Cirebon tersebut lebih lanjut menandaskan bangsa Indonesia sudah sewajarnya berterima kasih dengan pesantren dan pengelola yang masih mempertahankan sistem pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah yang selalu berpedoman dengan Al Qur’an, sunnah Rasul serta salah satu imam empat sebagai acuan beraqidah sebagai pedoman orang orang NU
“Bangsa Indonesia dan umat muslim secara keseluruhan harus bersyukur masih ada pesantren masih ada Alqur’an masih ada NU,” tandas kiai Musthofa Aqil.
Pesantren dan NU merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak berdirinya lembaga ini dan munculnya organisasi Aswaja tersebut dan jikalau ditengok dengan lahirnya para syuhada atau pejuang kemerdekaan banyak lahir dari pesantren di seluruh tanah air
“Kalau tidak ada pesantren dan NU maka rusak tatanan hidup bangsa ini, bahkan mungkin Indonesia belum merdeka,” tambahnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
3
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
Kupas Tuntas Nalar Fiqih di Balik Fatwa Haram Sound Horeg
6
Sound Horeg: Menakar Untung-Rugi Kebisingan
Terkini
Lihat Semua