Nasional

Kasus Meiliana Cederai Keadilan dan Kemanusiaan

NU Online  Ā·  Rabu, 5 September 2018 | 20:00 WIB

Jakarta, NU Online
Kasus penodaan agama yang menjerat Meiliana bukan saja mencederai keadilan dan demokrasi, tetapi juga kemanusiaan bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Inayah Wahid dalam Media Briefing Bebaskan Meiliana di Cikini, Jakarta, pada Rabu (5/9).

"Kebencian itu dilegitimasi oleh Undang-undang dan aparat hukum," katanya mewakili Jaringan Gusdurian.

Hal tersebut, menurutnya, membantu kebencian itu diproduksi secara besar yang nantinya bisa lebih mudah dikapitalisasi.

Sementara itu, Dian Kartikasari dari PHBI menyebut latar belakang peristiwa tersebut hanyalah obrolan di sebuah warung. Namun bumbu politik identitas yang berlapis membuatnya menjadi kasus besar. Setidaknya, menurutnya, tiga identitas Meiliana yang membakar massa untuk bertindak keras, yakni etnis, agama, dan jender.

Komnas Perempuan Khariroh Ali mengatakan bahwa sebenarnya keadaan daerah Tanjung Balai sebelumnya sudah memanas karena beberapa peristiwa. Namun, kasus Meiliana menjadi momentum untuk meletupkannya.

"Kasus Meiliana sebagai pemantik saja dari bara yang selama ini terpendam," ungkapnya.

Dalam hal ini, perempuan yang aktif di Fatayat NU itu menyebut pemerintah daerah gagal menangkap potensi konflik yang sudah ada.

Oleh karena itu, semua narasumber yang hadir pada kegiatan itu mendorong adanya peninjauan kembali dengan melihat dokumennya, demi keadilan.

Pada kesempatan tersebut, hadir narasumber lain dari Maarif Institute dan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat. (Syakir NF/Abdullah Alawi)