Jakarta, NU Online
Untuk pertama kali, kantor PBNU mulai menyelenggarakan shalat Jumat berjamaah. Penyelenggaraan jumatan perdana ini dilaksanakan pada Jumat (8/6) hari ini di masjid An-Nahdliyah yang berada di lantai dasar Gedung PBNU Jalan Kramat Raya No.164 Jakarta Pusat. Jika jamaah membeludak, maka shaf akan diteruskan ke Jalan raya di samping gedung PBNU. Khatib Sembahyang Jumat perdana adalah Zakki Mubarak, Ketua PP LDNU.<>
“Gagasan penyelanggaraan ibadah Jumat, sudah lama. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), melontarkan wacana tersebut ke pihak Syuriyah PBNU,” ungkap Nurul Yaqin, Sekjen LDNU kepada NU Online di kantor pusat LDNU lt.6 Gedung PBNU, Kamis (7/6) malam.
Aspirasi tersebut diangkat oleh KH Malik Madani, Katib Aam Syuriah PBNU dalam sebuah rapat. Sebuah rapat syuriyah itu dihadiri oleh KH A.Sahal Mahfuz, KH Musthofa Bisri (Gus Mus), KH. Ali Mustafa Yakub, KH. Machasin, dan sejumlah jajaran pengurus Syuriyah lainnya. Akhirnya forum Syuriyah memenuhi aspirasi tersebut dengan catatan penyelenggaran ibadah dilangsungkan secara bermartabat.
Syuriyah kemudian memanggil LDNU untuk mempersiapkan segala perlengkapannya. LDNU membawa sejumlah catatan itu ke pihak Tanfiziyah PBNU. Pihak Tanfiziyah menyambut positif usulan tersebut. Segala perlengkapan mesti dipersiapkan seperti karpet, mimbar, sound system, dan ruang wudu.
Ditambahkannya, perlengkapan ibadah Jumat memang masih perlu disempurnakan dan akan diselesaikan secara bertahap. Terlebih renovasi fisik gedung di lantai dasar, pihak PBNU perlu mengurus IMB terlebih dahulu. Pengurusan administratif membutuhkan waktu tidak sebentar.
Catatan NU Online, pengurus dan karyawan PBNU serta warga sekitar selama ini melakukan shalat Jum’at di gedung serbaguna kantor pusat Perum Pegadaian yang terletak di utara gedung PBNU. Sebagian mengikuti shalat Jum’at di masjid tua Jalan Raden Saleh.
Informasi yang diterima NU Online, sebelumnya kantor PBNU sengaja tidak menyelenggarakan shalat Jum’at karena sudah ada lebih dari satu tempat yang menyelenggarakan shalat Jum’at di sekitar kantor yang masih berada dalam satu “qoryah” dalam kajian fikih yang mestinya hanya boleh digelar satu jum’atan saja. Namun berdasarkan pertimbangan dalam rapat syuriyah PBNU telah diputusakan bahwa masjid An-Nahdliyah di lantai dasar gedung PBNU telah layak menyelenggarakan shalat Jum’at berdasarkan berbagai argumentasi fiqhiyyah.
Menurut Nurul Yaqin, PBNU ingin menjadikan mimbar Jum’at sebagai tempat penyampaian kebaikan, bukan pelbagai macam hujatan. Para khatib NU dapat memberikan teladan peribadatan Jumat dengan cara NU. Antara lain, khotbah dimulai dengan dua adzan, dan khatib menyampaikan wasiatnya dengan memegang tongkat. “Penyelenggaraan ibadah Jumat di PBNU, bisa menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam,” tandasnya.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua