Nasional

Kang Said: Amanah itu Berani Suarakan Kebenaran

NU Online  ·  Sabtu, 28 Januari 2017 | 00:06 WIB

Yogyakarta, NU Online
Menjadi pengurus NU itu amanah. Amanah yang tidak mudah, tetapi tidak boleh lari dari amanah. Pengurus NU harus siap mengemban amanah, menjalankannya dengan sebaik mungkin. Kalau benar, katakan benar. Kalau salah, katakan salah.

Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2017-2022 di Gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (26/1). Kepengurusan harian PWNU DIY periode 2017-2022 ini berada di bawah kepemimpinan Rais Syuriyah KH Mas’ud Masduqi dan Ketua PWNU DIY KH Nizar Ali.

“Kepada pengurus yang baru dilantik saya ucapkan selamat. Bapak KH Mas’ud Masduqi, KH Prof Nizar Ali, dan seluruh jajaran pengurus. Mari kita terima amanat ini dengan bangga dan penuh tanggung jawab, transparan-terbuka, membangun jaringan dengan semua pihak dan sesuai dengan proporsi dan profesi masing-masing,” kata Kang Said.

Sebenarnya amanat apa itu? Amanah kalimatul haq, berani mengatakan “ya” pada kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak”. Berani mengatakan “tidak” pada kebatilan, walaupun semua orang mengatakan “ya”. “Itu amanat yang dimaksud dalam ayat ini. Gunung, langit, bumi, tidak berani menerima amanat sebesar itu,” kata Kang Said.

Menurut Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Kang Said, manusia itu berani. Sebenarnya di situlah kemuliaan manusia ketika menerima amanat mengemban kalimatul haq, “ya atau tidak” itulah nilai dasar umat manusia baik secara individu maupun organisasi.

“Karena itu, amanah yang paling melekat di atas pundak NU dan warganya semuanya ada dua, amanah agama, aswaja yang moderat dan toleran, bercita-cita memperkuat ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah, dan ukhuwah insaniyyah, juga amanat kebangsaan. Dua hal itu tidak bisa dipisahkan,” tegas Kang Said yang juga alumnus Pesantren Krapyak Yogyakarta.

Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X atas kehadirannya pada pelantikan PWNU DIY.

“Baru saja kita simak dengan baik semua pengarahan Sri Sultan Hemngkubowono X. Itu sama dengan prinsip-prinsip perjuangan Nahdlatul Ulama. Saya masih ingat reformasi dimulai dari tempatnya Gus Dur dihadiri oleh Gus Dur sendiri, kemudian beliau Sri Sultan HB X, Ibu Megawati, kemudian Prof Dr Amin Rais. Empat orang inilah yang mencetuskan Deklarasi Ciganjur yang luar biasa, seluruh media massa dunia memberitakan. Jadi Sri Sultan Hamengkubuwono XI ikut andil besar dalam mencetuskan Deklarasi Ciganjur,” pungkas Kang Said. (Sibyan/Alhafiz K)