Kang Said: Al-Qur'an Rahmat untuk Seluruh Manusia
NU Online · Rabu, 4 Juli 2012 | 06:10 WIB
Pontianak, NU Online
Al-Qur'an merupakan kalam ilahi yang diturunkan 14 abad yang lalu kepada seorang Nabi terakhir, Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam. Al-Qur'an merupakan rahmat bukan hanya baagi orang Islam, tapi bagi semua umat manusia dalam membangun kehidupan yang harmonis.<>
Demikian ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan pembukaan Musabaqah Tilawatil Qurâan Nasional VII yang diselenggarakan Jamâiyyatul Quraâ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) pada Selasa malam (3/7) di stadion sepak bola Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kalimantan Barat.Â
âDalam ajaran Al-Qur'an, kita harus jadi umat yang tawasuth, moderat. Al-Quran berbunyi, wakadzalika jaâalnakum ummatan washathan. Umat Islam harus menjadi umat yang moderat. Tidak boleh ekstrem, radikal, apalagi sampai melakukan tindakan makar,â jelas kiai yang akrab disapa Kang Said ini.
Oleh karena itu, sambung Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, ulama Nahdlatul Ulama  sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya akan bersikap tawasuth menentang kekerasan, ekstremisme, bahkan terorisme.Â
âTerorisme harus kita jadikan musuh bersama. Gerakan-gerakan radikal harus kita hadapi bersaama karena bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an,â tuturnya.
Yang kedua, sambung Kang Said, Al-Qur'an mengajarkan kita agar menjadi umat yang tawazun, seimbang. Kewajiban mengamalkan agama bukana hanya sebatas ritual, tetapi membangun pepradaaban budaya, sosial, ekonomi. Â Karena itu merupakan kewajiban agama juga.
âOleh karena itu, bagi Nahdlatul Ulama, memperjuangankan agama sama dengan memperjuangkan tanah air. Memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sama wajibnya dengan mempertahankan agama Islam,â jelasnya.
Yang terakhir, Al-Qur'an mengajarkan kita untuk tasamuh, toleran. Andaikan Allah menghendaki umat manusia sama, pasti Allah bisa. Tapi itu tidak dilakukan. Karena itulah kita harus bersikap toleran, karena itu merupakan ajaran Islam.
Kemudian kiai asal Cirebon, Jawa Barat, yang pernah menimba ilmu di berbagai pesantren, dan belajar selama 13 tahun di Makkah ini, mengimbau masyararakat Kalimantan Barat untuk mempertahankan , toleransi dalam keragaman.
âBukan Indonesia kalau tanpa agama Islam. Bukan Indonesia kalau tanpa agama Katolik. Bukan Indonesia kalau tanpa Kristen. Bukan indonesia kalau tanpa Hindu, Budha, Konghucu,â tegasnya.
Kang Said menambahkan, demikian pula, bukan Indonesia kalau tanpa Dayak, Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Papua, Banjar, Aceh, dan seterusnya. Itulah Indonesia. Itu harus dipertahankan illa yaumil qiyamah.
âIni merupakan pandangan Nahdlatul Ulama sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya,â pungkasnya.
MTQ VII JQH NU ini dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Hadir pada kesempatan itu beberapa pengurus PBNU, Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz, Wakil Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, Ketua Umum JQH NU KH Muhaimin Zen, dan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis MH., peserta MTQ, official, serta masyarakat Kalimantan Barat.
Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis   : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua