Nasional

Kaleidoskop 2022: R20, Upaya PBNU Hadirkan Agama sebagai Solusi Problem Global

Sel, 27 Desember 2022 | 20:30 WIB

Kaleidoskop 2022: R20, Upaya PBNU Hadirkan Agama sebagai Solusi Problem Global

PBNU menggelar Forum Agama G20 atau R20 pada 1-4 November 2022 di Nusa Dua, Bali dan 5-6 November 2022 di Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Forum Agama G20 atau R20 pada 1-4 November 2022 di Nusa Dua, Bali dan 5-6 November 2022 di Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian harlah 1 abad NU.


Forum R20 ini membahas potensi konflik yang muncul akibat pemahaman ekstrem yang dipahami oleh penganut agama-agama dan tawaran nilai luhur dari agama sebagai bagian dari ekonomi dan politik global.


Kegiatan internasional ini dilaksanakan dalam rangka membangun agama sebagai bagian dari pertimbangan pembangunan ekonomi, politik, dan budaya, tidak boleh dipisahkan. Kehadiran tokoh-tokoh dari berbagai agama dan macam-macam negara ini guna membangun koalisi bersama menuju visi itu. 


Oleh karena itu, Ketua Panitia Pelaksana Forum R20 menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Revealing and Nurturing Religion as a Source of Global Solutions: A Global Movement for Shared Moral and Spiritual Values (Menyatakan dan Menjaga Agama sebagai Sebuah Sumber Solusi Global: Gerakan Global untuk Nilai Moral dan Spiritual Bersama).


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) telah mencanangkan kegiatan ini sejak lama. Begitu terpilih sebagai ketua umum, ia langsung mengomunikasikannya dengan Presiden Joko Widodo terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut. Keduanya bertemu pada Rabu (29/12/2021) dan bertemu lagi pada Kamis (22/9/2022).


Kemudian, PBNU juga mendapatkan dukungan penuh dari Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL). Kepastian dukungan ini setelah Gus Yahya bertemu dengan Sekjen MWL Syekh Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa di Arab Saudi pada Rabu (13/7/2022). Dukungan itu tidak hanya pada penyelenggaraan di Bali, tetapi juga membantu pengelolaan secretariat permanen R20 di Center for Shared Civilizational Values (CSCV).


Dukungan atas kegiatan ini juga disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir. ““Kita menyambut baik undangan R20 yang disiapkan PBNU. Insyaallah ini berjalan dengan baik dan terus menggalang dialog dan kerja sama antaragama di seluruh kawasan,” ungkap Prof Haedar.


Bali dipilih karena merupakan sebuah provinsi yang mayoritas penduduknya Hindu di tengah mayoritas penduduk Indonesia yang Muslim. Selain memang, keharmonisan antar-pemeluk agama di wilayah tersebut sangatlah baik.


“Bisa dibayangkan, Bali ini kan provinsi yang kecil. Mayoritas masyarakatnya beragama Hindu dan ia dikelilingi provinsi dengan mayoritas masyarakat Islam. Tapi relatif tidak ada konflik agama di situ. Dan Hindu bisa berkembang secara signifikan di area (Bali). Hal itu menjadi dasar mengapa R20 diselenggarakan di Bali,” ujar Safira Machrusah, Wakil Ketua Pelaksana Forum R20.


Rangkaian kegiatan

Forum R20 ini dibuka secara resmi dengan ditandai pemukulan rebana oleh perwakilan tokoh-tokoh agama dunia dan pemerintah Indonesia. Sambutan pembuka disampaikan oleh Gus Yahya dan Syekh Al-Issa secara langsung, serta Presiden Joko Widodo melalui video.


Pada kesempatan tersebut, Gus Yahya memberikan sambutan singkat, padat, dan sangat menyentuh para peserta. Ia menyampaikan ucapan selamat datang yang puitik.


“Selamat datang di Bali, sebuah tanah Hindu yang mengizinkan sebuah penampilan kesenian budaya Muslim di Aceh di panggung mulia ini,” kata Gus Yahya.


“Selamat datang di Bali, sebuah tanah tempat di mana pemeluk Hindu berada yang mengizinkan NU, organisasi Muslim terbesar dan Liga Muslim Dunia, organisasi terpenting di dunia Islam, untuk membawa inisiatif di sini, di pulau ini, dengan semua para pemimpin agama berkumpul dari seluruh dunia,” lanjutnya.


“Selamat datang di Indonesia, sebuah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, yang mengizinkan Bali untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya unik Hindunya sendiri.”


Berikutnya, para peserta mengikuti rangkaian pidato dari para tokoh agama mulai siang hingga petang. Kemudian, mereka mengikuti jamuan makan malam, lengkap dengan sajian penampilan kesenian.


Kegiatan di Bali ditutup dengan serah terima tuan rumah Forum R20 dari Indonesia ke India. Hal tersebut ditandai dengan penyerahan pataka dari Gus Yahya kepada Sri Ram Madhav Varansi dan HH Mahamahopadhyaya Swami Bhadreshdas.

Berkesan

Setelah dari Bali, sebagian tokoh agama itu mengikut kegiatan lanjutan di Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah. Mereka mengunjungi sejumlah situs, yakni Keraton Yogyakarta, Candi Kimpulan di tengah area Perpustakaan Mohammad Hatta Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Candi Borobudur, Vihara Mendut, Candi Prambanan, dan Pondok Pesantren Pandanaran.


Kunjungan-kunjungan tersebut memberikan kesan mendalam bagi para pemuka agama dunia. Sebab, tempat-tempat tersebut menunjukkan keharmonisan hubungan beragama di Indonesia. Selain, mereka juga menikmati jamuan makan dan penampilan budaya yang sangat menyentuh mereka.

 

Sebab, penampilan tersebut tidak hanya ditonton begitu saja, tetapi mereka turut terlibat dalam penampilannya, seperti saat bermain angklung bersama di halaman Candi Prambanan dan larut berkoreografi bersama ribuan santri Pesantren Pandanaran.


Komunike

Pertemuan selama hampir sepekan itu menghasilkan komunike yang menyerukan pembentukan aliansi global untuk mewujudkan inisiatif yang konkret guna membangun jembatan di antara negara bangsa dan peradaban yang berbeda. Kemudian, komunike juga mendorong percakapan yang jujur antar-komunitas agama; menanamkan nilai moral dan spiritual dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi dunia.


Selain itu, Komunike juga menyerukan agar semua pihak dapat mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik; menghentikan penyebaran kebencian; mendorong solidaritas dan rasa hormat di antara beragam masyarakat, budaya, dan bangsa di dunia; melindungi manusia dari kekerasan dan penderitaan yang dipicu konflik; memanfaatkan kearifan ekologi spiritual yang tertanam dalam tradisi keagamaan dunia untuk memastikan lingkungan alam lestari; mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis dengan dasar penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat manusia; hingga mendorong Forum R20 sebagai agenda resmi Forum G20.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad