Nasional

Kaji Al-Qur’an Hanya Pakai Logika Hasilkan Pemaknaan Kering

NU Online  ·  Sabtu, 19 Agustus 2017 | 22:19 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Mursyid Jami’atul Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Maqassary, Syekh Sayyid Rahim Assegaf (Puang Makka) menerangkan, orang yang mengkaji Al-Qur’an dengan hanya menggunakan logika maka mereka akan menemukan pemaknaan yang kering. 

Oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa mengkaji Al-Qur’an itu harus dengan logika dan rasa untuk mendapatkan nikmatnya membaca Al-Qur’an.

“Setiap huruf, setiap ayat di dalam Al-Qur’an itu ada energi ilahiyyah di situ. Maka disebutkan yu’allimukumul kitaba wal hikmah (mengkaji Al-Qur’an dengan logika dan rasa),” jelasnya saat mengisi acara Ngobrol Santai Sufi yang digelar oleh Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) di Ciputat Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (19/8) malam.

Ia menyebutkan, seorang yang menangkap makna Al-Qur’an berdasarkan dengan huruf-hurufnya saja, maka ia sama dengan membaca majalah. Padahal, setiap huruf tersebut ada energi yang seharusnya ditangkap dengan menggunakan rasa. 

Sedangkan rasa itu adanya di hati. Dan yang menjadi wilayah tasawuf adalah hati. Oleh sebab itu, seseorang tidak harus menunggu menjadi tua terlebih dahulu untuk masuk tasawuf.

“Jangan nunggu tua dulu,” ucapnya.

Tak ada waktu untuk mencela

Puang Makka menyatakan, para sufi itu tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk mencela dan menjelek-jelekkan orang lain karena mereka terlalu sibuk dengan dengan kekurangannya sendiri. 

“Para sufi itu tidak memiliki kesempatan untuk mencela orang lain karena aibnya sendiri banyak sekali,” jelasnya.

Ia menghimbau untuk memulai dengan diri sendiri. Seperti mengkritik diri sendiri sebelum mengkritik orang lain, memperbaiki diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain, dan lain sebagainya.

“Ibda’ binafsik,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)