Kader PMII Jangan Mudah Menyalahkan Pihak Lain
NU Online · Sabtu, 2 November 2013 | 02:01 WIB
Pariaman, NU Online
Kuatnya serangan terhadap amaliah Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat perlu peningkatan pemahaman  di kalangan generasi mudanya. Serangan tersebut dilakukan terutama oleh kalangan yang hanya melihat dari luar tanpa memahami esensi dan dasar dari amaliah tersebut.
<>
Wakil Sekretaris PW Nahdlatul Ulama Sumatera Barat Armaidi Tanjung mengungkapkan hal itu pada program tindak lanjut Mapaba Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman, Jumat (1/11/), di sekretariat PCNU Kota Pariaman, Manggung, Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Hadir Ketua PMII Kota Pariaman Idris dan sejumlah pengurus PC PMII Kota Pariaman.
Menurut Armaidi, amaliah Nahdlatul Ulama yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran agama Islam yakni Al-Quran, As-Sunnah, Ijmaâ dan Qiyas.
âMemahami amaliah ajaran Islam yang bersumber dari Al Qurâan dan hadis, membutuhkan pemahaman dan penjelasan ulama yang diakui keulamaannya di kalangan umat Islam. Di situlah adanya Ijma dan Qiyas,â kata Armaidi.
Saat ini mulai muncul paham yang menyerang amaliah Ahlussunnah Waljamaah seperti ziarah, tahlilan, yasinan dan sebagainya. âPadahal, semua amal yang dilakukan tersebut ada dasarnya,â kata Armaidi.
Dikatakan Armaidi, NU dalam kehidupan kemasyarakatan memiliki  konsep  tawasuth, tasamuh, tawazun dan amar ma'ruf nahi munkar. Tawasuth (moderat) berarti, sebuah sikap keberagamaan yang tidak terjebak terhadap hal-hal yang sifatnya ekstrim. Tasamuh, sebuah sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai sesuatu yang beragam.
Sementara Tawazun (seimbang) adalah sebuah keseimbangan sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang bersedia memperhitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang dan proporsional. Amar ma'ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
âKonsep tersebut juga harus menjadi prinsip bagi kader PMII dalam menggerakkan organisasi di tengah masyarakat. Sehingga kader PMII bisa menempatkan diri yang tidak mudah menyalahkan pihak lain yang berbeda dengan prinsipnya,â ujar Armaidi, sebaaimana rilis yang diterima NU Online.
Kita prihatin banyaknya konflik antar kelompok umat Islam di Tanah Air belakangan ini karena terlalu memaksanakan kehendak dan pemahamannya kepada pihak lain. Konflik tersebut sudah memicu kekerasan, tindakan kriminal bahkan penghancuran terhadap rumah ibadah dan sarana prasarana lainnya, tambah Armaidi.
Sikap tawasuth dan tasamuh perlu terus ditanamkan kepada generasi muda Islam, termasuk kader PMII. Sehingga mereka tidak mudah menghakimi pihak lain yang berbeda pemahaman keagamaannya. âAlangkah indahnya, perbedaan yang ada di tengah masyarakat tetap menjadi pemersatu dan dapat melahirkan rasa nyaman, damai dan tenang dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat,â tutur Armaidi. (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
3
Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Tanggapi Masa Sulit dengan Ilmu
4
Ketua PBNU Nilai BPKH Penting Tetap sebagai Lembaga Independen
5
Tidak Hanya Pelajar, BGN juga Targetkan MBG Menyasar Ibu Hamil dan Menyusui
6
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
Terkini
Lihat Semua